Disinilah aku membuat catatan
Surga adalah perjalanan panjang melewati pulau – pulau duri
KAMU HARUS KUAT, dalam sebuah catatan..
Biarkan ceritaku ditelan ketenangan,
Tanpa seorang yang mendengar
Dengan Nya dan nya lah aku membuat catatan
Biarkan hujan meramu kejemuan
Menguyur tubuh yang kerontang
Membasahi catatan
Jika kelak musim ini berganti datang
Biarkan aku tetap membuat catatan
Tentang luka suka perjalanan
Tentang matahari dan gerimis menjelang petang
Tentang kamu pelangi malam
Biarkan saja tetap berjalan,
Hingga rerumputan tumbuh gelayutan di jejak tapak kaki setelah ia tinggalkan
Diantara rongga tanah yang gersang
Biarkan aku duduk disini seorang,
Di taman hijau berbangku panjang
Menulis catatan
Akan kuceritakan tentang tentang harumnya daun musim semi, gemericik air sungai, megahnya kupu – kupu berebut bunga kembang, dan alunan hati menunggu hati.
Akan kutuliskan syair – syair syahdu, kata – kata sendu, puisi – puisi kalbu, dan alunan rindu menunggu rindu.
Di dalam sunyi ku tulis dalam catatan : KAMU HARUS KUAT
Biarkan aku membuat c.a.t.a.t.a.n
Tentang orang yang membagi kehidupan
Diberikannya bagian itu kepadaku,
Duka ini,
adalah duka yang tenang:
sepenuh kesungguhan
aku menutup sepenggal episode kebersamaan
sepenuh kesadaran
aku bangun dari sebuah mimpi kehidupan
sepenuh jiwa
aku menguburnya dalam kenangan masa silam
sepenuh keyakinan
aku mengantarnya pergi
dari jalan panjang hidupku ke depan
aku berduka,
dengan duka yang tenang:
atas keyakinan
kehilangan ini adalah wajar adanya
atas kepastian,
proses hidup memang demikian adanya
atas kepercayaan,
esok kan datang yang lainnya:
aku berduka dalam tenang
(azimah rahayu)
"... Rasakan semua, demikian pinta sang hati. Amarah atau asmara, kasih atau pedih, segalanya indah jika memang tepat pada waktunya. Dan inilah hatikum pada dini hari yang hening. Bening. Apa adanya."
Menahun, ku tunggu kata-kata
Yang merangkum semua
Dan kini ku harap ku dimengerti
Walau sekali saja pelukku
Tiada yang tersembunyi
Tak perlu mengingkari
Rasa sakitmu
Rasa sakitku
Tiada lagi alasan
Inilah kejujuran
Pedih adanya
Namun ini jawabnya
Lepaskanku segenap jiwamu
Tanpa harus ku berdusta
Karena kaulah satu yang kusayang
Dan tak layak kau didera
Sadari diriku pun kan sendiri
Di dini hari yang sepi
Tetapi apalah arti bersama, berdua
Namun semu semata
Tiada yang terobati
Di dalam peluk ini
Tapi rasakan semua
Sebelum kau kulepas selamanya
Tak juga kupaksakan
Setitik pengertian
Bahwa ini adanya
Cinta yang tak lagi sama
Lepaskanku segenap jiwamu
Tanpa harus ku berdusta
Karena kaulah satu yang kusayang
Dan tak layak kau didera
Dan kini ku berharap ku dimengerti
Walau sekali saja pelukku
Peluk_dee
Bukankah sepi ini sudah terlalu akrab dengan kita
Mata hati kata air mata gulita adalah bahasa-bahasa yang sudah kita pahami sejak lama
Kotak – kotak kenangan yang tergeletak tak sengaja menumpuk di pojok – pojok udara
Setiap kita hirup muncullah ia melintas di depan mata
Selalu saja
Rindu – rindu itu memang tak jemu – jemu mengajak bertemu
Suara yang menjadi debu meringsek masuk kedalam telinga
Dengingnya masih saja ada
Selalu saja
Kita tidak bisa bicara dengan sesama manusia
Bahasa – bahasa kita pahami begitu saja tanpa perlu bicara
Aku tahu sepiku mengebu menular – nular menjadi rindu
Berontak meracun kalbu
Ah, akhirnya aku menyebut namamu
Sebatas itu
Selalu saja
Bukankah sepi ini adalah teman kita sejak lama
Sejak pelangi belum terlukis di ujung pantai tanpa nama
Sebelum kita menikung pada belokan asmara
Tapi mengapa kini asing aku disandingnya
Jadi, apakah sepi ini berbeda?
Yah, aku tak mengenal sepi semacam seperti ini.
Tiada lagi selamat malam
Pengantar tidur
Tiada lagi selamat pagi
Pembangun mimpi
Sunyi.
Kita ciptakan batas-batas tak terlihat dari udara diantara kita
Di udara yang menguapkan keenganan yang mengepul ke ujung jaring laba-laba
Kita sama-sama tidak tahu
Antara pagiku pagimu
Malamku malammu
Dan jika salah satu diantara kita mai
Kita sama-sama tidak tahu
Pagi malam
Malam pagi
Adalah puisi yang melompat-lompat menyusuri sunyi
Selamat pagi!
Munere veritus fierent cu sed, congue altera mea te, ex clita eripuit evertitur duo. Legendos tractatos honestatis ad mel. Legendos tractatos honestatis ad mel.
, click here →
Munere veritus fierent cu sed, congue altera mea te, ex clita eripuit evertitur duo. Legendos tractatos honestatis ad mel. Legendos tractatos honestatis ad mel.
, click here →