Follow Us @soratemplates

25/02/12

Jubah dan Peci yang Mereka Pakai...

14.18 0 Comments
Suatu hari saya pernah bercengkrama dengan salah seorang teman, sama-sama wanita. Dan, as usual kita membicarakan : Cowok! Tapi saya tidak membahasa hal sesempit ini, cowok-cowok yang kita bicarakan merupakan sampel dari masyarakat kita, bil khusus para mahasiswa yang ada di sekitar saya.

Pagi-pagi teman saya mengirim pesan singkat ke handphone saya, bunyinya kurang lebih seperti ini :
"Enak ya jadi ustadz, tinggal pakai koko, peci, dan bicara yang lembut di depan ibu-ibu"
Aku balas pesan itu dengan menanyakan  ada angin apa sehingga membuatnya berfikir seperti itu, kemudia ia menjawab bahwa ia barusan melihat 'glamor'-nya ustadz-ustadz TV. 

Teringat kembali percakapan kita jauh sebelum kejadian ini, kita melihat orang-orang disekitar kita, berkoko, jenggot, clana kain, dahi hitam seperti memar, orang seperti itu dalam asumsi kita terlihat : alim. Entah, kita salah berasumsi atau apa. Tetapi saya rasa semua orang akan setuju dengan asumsi kita. Ditambah lagi mereka mengikuti gerakan dan kajian sana-sini. Kemudian asumsi itu berlanjut pada keyakinan bahwa mereka pasti baik hati, tidak sombong, patuh pada orang tua, dan lembut kepada wanita.

Namun ternyata, seperti mereka tidak pernah mengerti apa yang mereka pelajari saat ini. Kami berdua benar-benar sudah LUNTUR HABIS rasa hormat kita dengan orang yang 'penampakan luar' nya seperti itu.

In case, ada satu cerita tentang lelaki seperti itu namun begitu mudah mempermainkan wanita -gonta-ganti pasangan-, kemudian beberapa teman saya juga bercerita bahwa ia disakiti oleh orang yang seperti itu. Dan ini bukan hanya cerita dari saya atau teman saya tadi, tetapi teman-teman saya yang lain. Tidak satu-dua, dalam kasus orang disekitarku, lebih dari lima orang dengan ciri yang sama dengan perbuatan yang sama. Maka kami membuat kesimpulan : 

"Mereka berpenampilan seperti itu hanya untuk menarik simpati wanita, buktinya mereka akan sangat baik dan memesona wanita yang baru dikenalnya. mendekatinya hingga wanita itu benar-benar tertarik. Namun mereka sama sekali tidak berani bertanggung jawab. Mereka hanya senang jika dikerubungi banyak wanita"


Mungkin kamu ingin mengatakan 'semua lelaki kayak gitu kaliiii....'
Aku tidak tahu. Toh, ini in case.

Lanjut, tanpa sengaja aku melihat televisi dan melihat siaran ulang maiyah cak Nun. Dan dengan sangat kebetulan membahas tentang itu. 

"Itu lah kalau input dijadikan output, orang sholat, sedekah, ngaji itu kan input, outputnya kan akhlaknya. Yang terlihat dari luar kan perilkunya. Kalau jaman sekarang beda, yang dilihat-lihatkan bagaimana ia solatnya, ngaji dimana, hafal berapa ayat, pakaiannya. Kayak sepeda motor, inputnya mesinnya, bahan bakarnya, olinya, outputnya kan performannya, ya masak yang dipamerin mesinnya tapi nggak ngeliat performanya?"

Apa hubungannya dengan cerita diatas? Coba pikir! he..


24/02/12

Terbanting

14.32 0 Comments

Dia mulai melangkah maju, mendekatiku...
Matanya... Matanya menusuk kedalam mataku, iya dia mencengkeramku.
Dia semakin cepat, langkahnya begitu tegas beraturan,
Mulutnya mengkerut menahan geram, tangannya menggengam.

Aku tak bisa lari, tidak. Ini lorong terlalu terlalu sempit, terlalu kotor, terlalu sepi, cuma aku dan dia disini.
Aku merasa tekunci, terpojok.

Apa daya, aku hanya bisa diam, menunduk menghindari tikaman tatapanya,
Pasrah pada apa yang akan terjadi.
Suara langkah kakinya semakin keras.
Takut!
Tapi tak dapat berbuat!
Aku merasakan sekujur tubuhku mendingin,
Perutku mulas luar biasa,
Aku benar -benar tidak dapat berfikir.

Apa ini? mau apa orang itu?
Samar aroma tubuhnya semakin kentara,
Lorong sisiku berada semakin gelap tertutup bayangan tubuhnya,
Aku menunduk semakin dalam.

Sat. Dia kini di depanku, aku lihat sepasang sepatu tepat berhadapan dengan sepatuku.
Rasa takut semakin menjadi, di mencengeram kedua lenganku, kencang. Kencang sekali,
Bruk... bruk... didorongnya tubuhku ke dinding lorong dengan kedua tangannya yang tak pernah lepas dari kedua lenganku.
Bruk... sekali lagi dia mendorongku.
Rasanya aku ingin menangis, berteriak lalu lari sekencang-kencangnya.

Tangan kanannya lepas dari bahuku, berpindah,
Dia mengangkat daguku, memaksaku untuk melihatnya.
Matanya... oh... matanya sungguh mengerikan,
'Kamu...'
katanya dengan geram.
'Kamu mau mencoba menjadi siapa?'

Hening. Aku merasakan waktu berhenti berdetak.
Memoriku terbang ke masalalu...
'Aku... ' jawabku lirih

Ada sesuatu dimataanya yang tidak aku pahami, aku mencari tahu di dalamnya,  terus menatapnya.
'Aku menjadi siapa...?'
Otakku berputar-putar,
Aku menyadari sesuatu, ya, aku tahu sekarang. Aku tahu.

Dia melepaskan tanggannya dan pergi.
Aku terus mengikuti arah bayangannya, hingga ia hilang di balik lorong.

23/02/12

Sempit

00.34 0 Comments
Lanjutan dari (Me-ng-) Kalah...

Tuhan jika aku harus berlari,
Larikan aku ke tebing tinggi.

Menjauhi aroma-aroma bangkai,
dari dagingku  sendiri.

Tuhan jika aku harus menghilang,
Hilangkan aku ke dalam bebatuan.

Menghindari sunyi,
Diriku sendiri.

Tuhan, apa boleh aku baca mata-Mu?
Agar aku tahu maksud-Mu.

Tuhan, tanpa-Mu aku hilang.

21/02/12

Menegur Hujan!

16.19 0 Comments
Hey, guyur! aku benar-benar merasakanmu sekarang. Sakitnya rasa sakit, lelahnya rasa lelah, bencinya rasa benci. Percampuran yang memuakkan ketika kau melihat DIA dengan DIA. Muram bukan? aku merasaimu sekarang, setiap hentakan tanpa komando berdebam begitu saja, seolah membanting rasa marah. Bukan seolah, tetapi memang marah. Ya, aku tau.


Aku benar-benar merasakannya sekarang, bagaimana beratnya berlari kencang diguyur hujan, masuk kamar dan menangis sendirian, menghindari DIA dan DIA. Perasaan yang menjengkelkan namun tak mampu dienyahkan. Patah yang sepatah-patahnya. Hancur-sehancur-hancurnya, mungkin aku berlebihan, tetapi itu bunyi perasaan.

Sama sepertimu, aku ingin terhempas ke tanah, sekeras-kerasnya. Aku inigin merasakan sakit yang lebih sakit dari ini, rasa sakit yang paling menyakitkan di dunia. Dan perlahan diresap bumi. Aku ingin hilang bersamamu,tenggelam ditelan bumi.

Hei Hujan, aku merasakan menjadi kamu sekarang.

20/02/12

Download E-Book Islami

09.30 1 Comments

(Me-ng-) Kalah

07.34 0 Comments

Tuhan, jika ini tidak benar maka hentikan sekarang, dengan caramu.
Jangan membiarkan aku memilih, karena aku tidak bisa memilih.


Tuhan, untuk apa berkeinginan jika tanpa restumu.

Kalah

00.50 0 Comments

Malam
Selamatkan aku dari kegelisahan,
Seharian telah membuatku lusuh dengan noda-noda.
Kali ini aku terjebak pada lubang yang sama.

Malam
Tolong aku dari kelalaian,
Panas telah membuatku kehilangan kontrol atas kehidupan,
Kali ini aku menuang luka kepadanya

Malam
Jaga aku dari bisikan setan,
Gerah siang membuatku lelah untuk berpura-pura
Kini aku mengukir duka dimatanya

Malam
Selamatkan aku dari ketakutan
Seharian aku telah berdebat tentang benar –salah
Kini aku mengubur diri dengan dosa

Malam
Beri aku kekuatan
Seharian aku telah berlari dari kenyataan
Kini aku mengingkari Tuhan

Malam
Beri aku petunjuk
Seharian aku berputar dalam lingkaran
Kini aku baru sadar kalau jalan ini tidak benar


Tuhan, selamatkan aku dari malam.

18/02/12

Software Sound Therapy

01.07 2 Comments
Sebenarnya postingan tentang relaksasi mau aku sertakan Link ini sekalian. Tetapi karena modem pintar aku berubah menjadi siput, yahsudah aku tunda. Dan sekarang siput telah bermetamorfosis menjadi... Kadal *Ngawur.

Ini adalah salah satu software Favoritku, selama memiliki laptop yang sempat di instal ulang berkali-kali dan masuk bengkel berkali-kali, tidak pernah aku membiarkan tanpa software ini. Pertama aku tahu software ini dari blog salah satu temen psikologi. Sangat bagus untuk relaksasi. Kita bisa membuat backsound sesuai dengan keinginan kita, bisa single sound atau dikombinasikan dengan suara yang lain.
Silahkan download, install, dan masukkan kode lisensinya. 
Klik disini atau Langsung di officialnya disini 


  1. URKL-W3K8-O2L5-L2N8
  2. URKL-N2G2-K5M3-S1R6
  3. URKL-I7I2-M8J2-P4V6





Berikut screenshot Natura Sound Therapy v3.0 yang telah di instal:


Yang bisa kita dapatkan : 
  1. Color dan picture background bisa diganti, ada beberapa pilihan gambar.

  2. Gambar di Visualisasi itu bisa bergerak lho. Ada sedikit pilihan sih, tapi adem dilihatnya. Contohnya Visualisasi sungai, nah nanti airnya mengalir gitu.

  3. Relaxation module, ada empat suara pilihan : Flute, Piano, Dub, dan Drum. Tapi bagiku semuanya easy listening.

  4. Sound Effect, nah ini yang unik. Sebanarnya aku menggunakan ini selain untuk relaksasi, pengantar tidur, juga kalau kangen rumah. Kita bisa bener-bener mambuat suasana yang kita inginkan. Ada delapan jenis suara yang bisa kitakombinasikan : suara deburan ombak, aliran air, suara hujan, suara burung, serangga, katak, lonceng, dan ambient space. Misalnya aku ingin membuat suasana damai seperti di pedesaan, maka aku kombinasikan antara aliran air, hujan, serangga dan kodok. Adeeem....

  5. Brainwave Synchronizer, sepenarnya ini intinya. Tetapi kita musti ngerti dulu apa itu gelombang otak, fungsi gelombang alfa, beta, tetha, dan delta. Tapi jangan kuatir, di softwarenya sudah ada petunjuknya kok :-)
That's all. Semoga membantu :-)

17/02/12

Friend

21.16 2 Comments
Hey, kamu. Ya, kamu...
Si cerewet, si pengatur, si manja, si bingungan
Si besar ego, Si jaket hitam, si tukang mengeluh
Sampai kapan akan membicarakan dirimu saja
Waktu berderak, dan punggungku sudah terasa pegal duduk tegak
Demi mendengarkanmu mengelak,
Mengelak, ya. Kamu...

Sepanjang perjalananmu telah kau habiskan denganku,
Berapa? dua tahun? lima tahun? tujuh tahun?
Sudah berapa Januari terlewati,
Sudah berapa Mei dilalui,
Kamu ingat sesuatu?
Kamu, ya. Kamu.
Apa ingat?

Sudah berapa cerita kau lontarkan,
berulang-ulang.
di setiap purnama dengan cerita yang sama.
Ya, kamu.
Bukan, aku bukan bosan.
Tapi kamu,
Pernahkah kamu berfikir mengapa bisa seperti itu?

Oke. Kamu tidak menangkap perkataanku,
Sini kujelaskan:

Setiap malam kamu datang,
bercerita panjang lebar
tentang dia, ya dia, dan mereka tentu saja.
siapa?
ayahmu, abangmu, ibumu, teman kantormu, cita-citamu, baju barumu, kucing dan hamster, dan dokter gigi yang baru saja kau temui.
lalu tiba-tiba kau pulang.
Ini sudah terlalu malam, aku pulang.


lalu di pagihari kamu datang menghampiri,
temenin aku kesini, anterin aku kesana-kemari,
tapi tiba-tiba kamu pergi.
Eh, ternyata aku ada janji hari ini.


Setiap waktu sms,telfon, chat mu berdatangan,
Apa yang kamu pikirkan, apa yang harus kamu lakukan,
lelucon-lelucon, harapan-harapan, keputusan-keputusan,
kagilaan, kebingungan. Tapi apakah kita benar-benar bicara?
Eh, sebentar ya aku lagi ribet nih.
Selalu.


Kamu. Ya, kamu...
Ingatkah?
Siapa yang pertama kamu beritahu saat diterima universitas?
saat diterima kerja? saat jadian? saat tidak bisa tidur? saat kelaparan?
saat menangis patah hati? saat dimarahin orang tua? saat digoda cowok?
Ya, kamu.
Bukan, bukan tidak ikhlas.
Tapi kamu, ingatkah?

Kamu, sekarang.
Ya, kamu...
Pernahkah kamu mendengarkanku?
Melihat keberadaanku?

Time to Relax :-)

08.55 2 Comments
Pernah merasa begitu jenuh dengan kehidupan ini?
Pernah merasa hilang rasa? mati rasa? Hidup sepertinya hanya melakukan rutinitas-rutinitas.
Pernah merasa begitu berantakan, kacau balau, semua seperti lepas kontrol, nggak keurus, terlalu banyak yang harus diprioritaskan sehingga membuatmu pusing?
Pernah merasa kemrungsung, semua serba grusa-grusu, gak tentu, kacau?
Pernah merasa begitu tegang, cemas, khawatir hingga tidak bisa berfikir yang lain?
Pernah merasa semua begitu tidak peduli terhadapmu, hopeless, tidak berguna lagi hidup di dunia?

Hmmm, Letto pernah berkata dalam lagunya :

Luangkanlah sejenak
detik dalam hidupmu
berikanlah rindumu
pada denting waktu

*) dengerin lagunya sepenuhnya deh


Ketika semua begitu penat, kacau dan tak ada  harapan. Cobalah berhenti sebentar dari segala rutinitas. Kejadian-kejadian yang diatas itu lumrak kok dan dialami banyak orang, tetapi bukan berarti kita akan membiarkanya kan? 

Kuliah di Psikologi membuatku memiliki pengalaman yang berbeda, pada suatu mata kuliah kami diperkenalkan teknik relaksasi. Jadi, setiap pagi sebelum memulai pelajaran kita akan dipandu dosen untuk melakukan relaksasi, betapa asiknya. Bagi yang belum pernah merasakan relaksasi akan ada berbagai komentar seperti merasa ringan, bahkan ada yang langsung bilang ngantuuuuk...

Bagiku relaksasi adalah momen untuk bersyukur. Mensyukuri hal-hal yang jarang kita syukuri, berterima kasih atas kesetiaan nafas kita, kaki, tangan bahu, muka, dan semua indra yang masih berfungsi dengan baik. Jarang kan kita bilang 'terima kasih nafasku, kau tetap baik-baik saja meskipun selama ini aku jarang memperhatikanku', atau 'terima kasih jari-jariku, kau selalu siap sedia ketika aku membutuhkan'. Dan kedua adalah menyadari keberadaan mereka, kesibukan membuat kita lupa dengan apa yang ada di sekitar kita, target-target-target! kita terlalu banyak obsesi yang akhirnya membuat kita tidak peka. Nah, inilah yang mambuat kita kadang-kadang 'kosong' 'hambar' 'kering'.

Di Psikologi pernah diberitahu kalau relaksasi itu ada berbagai macam, dan ternnyata relaksasi ini tidak hanya digunakan oleh psikolog saja, dokter dan ahli kesehatan juga banyak bergantung dengan teknik ini. 

Macam relaksasi : 
  1. Relaksasi NafasIni menjadi dasar seluruh relaksasi, yaitu teknik pernafasan. Mudah, tarik nafas, tahan, keluarkan.
  2. Relaksasi Indra
    Relaksasi ini menekankan pada intensi kita terhadap seluruh indra, sehingga kita merasakan keberadaannya.
  3. Relaksasi Otot
    Ini untuk mengurai ketegangan. Aku sih belum pernah praktik, ini biasanya untuk mengatasi kecemasan dan sakit medis.
  4. Relaksasi Imagery
    Nah, ini yang aku suka :membayangkan sesuatu, misalnya membayangkan kita berada di pantai, hutan hijau, dan segala sesuatu yang indah.
Ngutip dari Burn (dlm Beech dkk., 1982) menjabarkan beberapa manfaat/keuntungan dari relaksasi yakni:
  1. Membuat individu lebih mampu menghindari reaksi yg berlebihan karena adanya stres
  2. Masalah-masalah yang berhubungan dengan stres (seperti hipertensi, sakit kepala, insomnia) dapat dikurangi atau bahkan diobati dengan relaksasi
  3. Mengurangi tingkat kecemasan
  4. Mengurangi kemungkinan gangguan yang berhubungan dengan stres & mengontrol anticipatory anxiety sebelum situasi yang menimbulkan kecemasan, seperti pada pertemuan penting, wawancara, dan sebagainya.
  5. Mengurangi perilaku buruk selama periode stres, misalnya : merokok, minum alkohol, obat-obatan, makan yang berlebihan
  6. Meningkatkan penampilan kerja, sosial, & keterampilan fisik
  7. Mengatasi dengan lebih cepat kelelahan, aktivitas mental & terapi fisik yg tertunda
  8. Memiliki kesadaran diri tentang keadaan fisiologis
  9. Membantu menyembuhkan penyakit tertentu dan operasi
  10. Meningkatkan harga diri dan keyakinan diri
  11. Meningkatkan hubungan interpersonal


    Untuk melakukan relaksasi biasanya diiringi dengan instrumen musik yang slow dan ringan. ini untuk membantu kita untuk rileks. 

Keikhlasan adalah Tukang Parkir

07.03 4 Comments
Bermasalah dengan yang namanya tukang parkir, haha. Baru-baru ini di twitter rame banget ngomongin #JogjaKotaSeribuTukangParkir. Tapi apa aku mau mengulas tentang tukang parkir di Jogja? enggak. Tapi  aku  mau mengulas tentang memiliki dan kehilangan. 

Pernah merasa kehilangan? kehilangan orang yang disayang? teman, pacar, orang tua, hewan kesayangan, barang mahal, atau kesempatan mungkin. Bagaimana rasanya kehilangan sesuatu? setiap kehilangan pasti berkonsekuensi negatif pada perasaan kita, entah itu sedih, sakit, kadang kecewa. Tergantung seberapa intens kita terhadap objek yang menghilang dari diri kita. Sekecil apapun kehilangan itu tetap saja terasa ganji dalam hati kital. Jika satu milyar rupiah kehilangan satu rupiah saja, itu sudah tidak menjadi satu milyar lagi. Itulah kehilangan.

Tapi pada suatu saat  Aku  berfikir dan teringat tentang konsep ada dan tiada. Bagaimana keberadaan manusia dan alam semesta ini dimata Tuhan. Bagaimana keberadaan Tuhan sendiri?
Arrrhg, terlalu jauuh, mari kembali fokus:

Aku berfikir bahwa sebenarnya kita tidak pernah benar-benar kehilangan, karena kita juga tidak pernah benar-benar memiliki. Semua materi yang ada di dunia ini adalah suatu kefanaan bukan? bahkan diri kita sendiri adalah fana. Dahulu kita tiada, dan suatu saat akan tiada. Apa yang kita miliki, bukankah dahulunya tidak kita miliki?

Lalu, mengapa seseorang bisa begitu terpukul ketika kehilangan sesuatu? stress, depresi, ingin bunuh diri? dan gejala patologis lainnya. Bukankan 'tidak memiliki sekarang' sama dengan 'tidak memiliki' dahulu ketika kita belum mendapatkan yang kita miliki. Misalnya, kita kehilangan pacar kita-atau orang yang kita sayangi. Berapa orang yang sampai linglung dan bunuh diri gara-gara kehilangan yang satu ini. Tetapi lihat, keadaan dia sekarang sama seperti keadaan sebelum ia punya pacar : Jomblo.

Hidup di dunia hanya sementara, dan segala hal yang kita miliki adalah fana. Jadi, kesimpulanku adalah bahwa semua yang kita dapatkan sekarang adalah sebuah Pinjaman. Pinjaman Mameeen! cuma dipinjemi doang sama Tuhann. Maka bersiaplah untuk kehilangan, karena kehilangan itu pasti. Selama hidup, kita akan terus menerus merasa mendapatkan dan kehilangan. Bersiaplah untuk kehilangan!

Bagaimana kita siap dengan rasa kehilangan itu? Aku lebih suka analogi tukang parkir. Sebagai tukang parkir, ketika ada mobil atau motor datang untuk parkir, maka si tukang parkir akan menerimanya sebagai rejaki, menjaga kendaraan itu sampai si empunya mengambilnya. Tukang parkir tidak pernah pilih-pilih kalau bekerja, mau mobil mewah, mau motor butut, tetap ia terima dan ia jaga. Dan juga, Tukang parkir tidak pernah merasa begitu kehilangan ketika kendaraan itu diambil, tidak pernah kan ada kejadian tukang parkir yang menangis mengiba-iba gara-gara ada orang yang mau ambil kendaraan? -Ya ampuun, mobil ini unik banget, tolong jangan diambil, titipin aja terus disini, aku akan menjaganya- Nah, kan.

Nah, bagiku begitulah seharusnya menjalani kehidupan. Setia dan tanpa terpaksa, *ini Sherina. Maaf, maksudku, Setia (menjaga ketika dititipi) dan ikhlas (ketika diambil). Ini hanya masalah mindset bukan?

16/02/12

Sekongkol

23.17 0 Comments
Benar kah apa yang aku lakukan? atau salah? Pikiran Manik berkecamuk sepulang ia dari rumah Lani. 
Tapi ini semua demi Lani, sebongkah cinta yang dihantarkan untuknya, untuk melembutkan hidupnya yang keras, mendekap hatinya yang dingin.

BB Manik bergetar. Ada pesan masuk, Manik sudah mengira siapa yang mengirim pesan selarut ini. Benar, Handoko. Manik lekas membuka dan membalas BBM lelaki teman masa kecilnya itu. 

"sudah ko, tenang saja. Kita jalan aja seperti yang udah direncanakan", 
"makasih banyak Nik, km masih berat hati kah?"
"demi kebaikan Lani Ko, aku pikir tak apa. Meski bagaimanapun gak enak juga rahasia-rahasiaan kayak gini"
"kalau ini berhasil, pasti Lani akan berterima kasih kepadamu Nik, i wish"
"haha... nggak cuman Lani aja, Lu juga kan?"
"hehe... ya siihh... eh, gimana Andi, setuju kan?"
"Iya, Bang Andi menyerahkan semua kepadaku"

Dan seperti biasa, BBM itu akan berlangsung sampai salah satu benar-benar ketiduran. Handoko pria yang baik dengan reputasi dan asal usul yang baik. Kelembutan hatinya membuatnya begitu takut untuk mengusik Lani. "selembut mungkin" kata Handoko kepada Manik suatu hari. Cintanya yang begitu tulus sayangnya tidak pernah terbaca oleh kerasnya watak Lani. Dan saat ini, Handoko telah benar-benar merayu hatinya untuk memilih dan bertanggung jawab atas pilihannya. Namun, seperti watak Handoko, dengan cara selembut mungkin. Dan Manik adalah jembatan yang tak terlihat.

Where are You, God?

13.29 0 Comments
Gelap.
Ini sudah malam atau memang aku terperangkap dalam ruang gelap?
Bau tanah basah dan daun-daun busuk, menyeruak!
Memori ini kehilangan jalan untuk dapat mengingat kejadian sebelum aku disini,
Berkali-kali aku paksa otak untuk memutar kejadian mengapa aku bisa berada di tempat seperti ini : gagal.

Perlahan, aku mencoba bangkit, berdiri. Namun ada rasa perih di sendi kaki kananku. Udara semakin dingin, kakiku begitu kaku untuk sekedar berdiri. Nyeri. "Ya Robbi km dimana? terangkan kepadaku apa yang terjadi!"

Ah, benar. Lutulku berdarah.

15/02/12

Simbol "Ikhwan-Akhwat"

21.56 5 Comments

Pertama kali saya mengenal kata 'Ikhwan-Akhwat' dan 'Akhi-Ukhti' adalah waktu SMA. Waktu itu SMA saya adalah SMA negeri yang terkemuka. Disana ada mentoring keagamaan yang diwajibkan. Mentor diambil dari salah satu LSM yang ada di kota saya. Apakah LSM ini independent? hahaha... tentu tidak. Apa yang terjadi di SMA ku sama dengan yang tejadi di SMA-SMA seluruh Indonesia.

Waktu SMA oke-oke saja dipanggil Ukh, Ukhti, atau akhwat. Karena saat itu belum tahu sejarahnya, dan anggapanku itu hanya panggilan. Panggilan yang membedakan anak rohis dan bukan (??).

Lulus dari SMA, saya benar-benar lepas dari jeratan mentoring. Ya, Jeratan. Sulit tau lepas untuk keluar dari sana. Ada sistem transfer antara mentoring SMA ke kuliah. Secara selama 3 tahun di SMA saya rajin ikut mentoring bahkan ditambah mentoring di kos (mentor dari LSM yang sama). Tetapi untunglah waktu SMA saya juga mengikuti organisasi Islam Remaja (IRM-IPM) yang membuka mata saya tentang siapa mereka. Merasa terjebak? enggak. Merasa dimanfaatkan? ehm.. enggak terlalu. Dendam? enggak. Bagaimanapun saya telah meraup banyak ilmu dari mereka, dan saya tetap menganggap mereka adalah saudara saya.

Sebenarnya tidak seratus persen juga lepas dari mentoring. Semester satu karena diwajibkan oleh fakultas, maka ikutlah saya dengan mentoring itu. Siapakah mentornya? kalau kali ini mentor diambil dari keluarga muslim di Fakultas, tapi apalah itu tetep aja ada hubungannya dengan XXX, nggak independent. Pada semester satu pula saya juga ditawari untuk mengikuti mentoring (bahasa mereka Liqo, Halaqoh) yang anggotanya lintas fakultas. Karena saya tahu ini bukan mentoring biasa, bukan hanya berbagi ilmu, tetapi untuk pengkaderan, maka.. bye..bye. Tahu latar belakang mereka bukan berarti saya jadi ogah-ogahan mengikuti mentoring. Yakin dah, saya jadi mentii paling rajin, demi ilmu saya ikhlas. Bahkan ketika masa kontrak dengan fakultas habis, mentoring ini tetep jalan, pesertanya menurun dan berganti-ganti, tetapi saya tetep setia. Cuman Mentornya sering sibuk dan gak bisa datang. Perlahan tetapi pasti mentoring ini mati.

Eh, melantur terlalu jauh ya. Oke, kembali ke Ikhwan-Akhwat. Mengapa saya ceritakan hal diatas, karena ini memang ada kaitannya. Kelompok yang menyelenggarakan mentoring itulah yang pertama kali mempopulerkan sebutan 'Ikhwan-akhwat' dan 'akhi-ukhti'. Sebanarnya ini untuk menyebutkan orang-orang yang merupakan anggota dari mereka. Dengan sebutan istimewa itu maka ada sense of belongging, merasa persaudaraan semakin erat.

Namun pada akhirnya, tujuan mulia itu akhirnya bergeser juga menjadi simbol golongan tertentu.. Perhatikan beberapa penggalan kalimat ini :

"dia akhwat bukan sih?"
"Ikhwan kok kayak gitu ya pakaiannya?"
"Pakaiannya udah ukhti-ukhti"


nah, apa yang terlintas di pikiran anda?
Padahal Akhwat itu merujuk pada saudara perempuan dalam jumlah banyak,Ikhwan juga merujuk pada saudara laki-laki dalam jumlah banyak. Dan yang dimaksud saudara disini bisa saudara sedarah ataupun saudara seiman. Kalau jelas dia Muslim/muslimah maka mengapa harus ada pertanyaan seperti diatas?

Saya sedikit tergelitik ketika teman saya mengomentari papan pengumuman yang bertuliskan "Khusus Akhwat" , teman saya yang putri bilang "jangan ikut itu, itukan buat akhwat, kita kan bukan akhwat".. Nah..

Saat kuliah kata-kata panggilan itu semakin sering saya dengar, dan ketika orang-orang mulai tau kalau saya sudah lepas dari mentoring yang untuk pengkaderan dan masuk organisasi mahasiswa yang bukan organisasi yang diikuti ikhwan-akhwat itu, maka semakin jarang saya dipanggiil ukhti atau akhwat. Dan pun sekarang, aku juga tidak akan menoleh jika dipanggil Ukhti.

Temanku yang belajar sastra arab pernah berkomentar dalam suatu status FB :
"Akhwat: saudara perempuan dalam jumlah banyak dlm bahasa Arab.
Kalau mau menyebut khusus perempuan, pake kata "Mar'ah" atau "Mar'atun" aja.
Agak gimana gitu kalo pake kata akhwat, pelencengan kosakata Arab di bhs Indonesia. :("


dia juga menambahkan, kalau paggilan itu juga digunakan untuk simbol keislaman. Kalau udah dipanggil ukhti/akhi udah kelihatan alim.


Berbagai variasi dalam memanggil ternyata digunakan sebagai simbol dan ciri khas suatu gerakan/organisasi: Akhi/ukhti dan ikhwan/akhwat, Muslim/muslimah, Mukminin/Mukminat, muslimin-muslimat. Panggilan-panggilan itu merujuk pada organisasi Islam yang berbeda. Jadi, dia "orang mana' bisa dilihat dari bagaimana cara temannya (sekufu) memanggil.

It's just a comment.
Luruskan bila ada yang salah.

Laki-laki Tidak Bisa Dewasa

20.22 0 Comments
Suatu hari ketika bersama teman saya, kami bercerita banyak hal. Saat itu, seperti yang dilakukan oleh dua orang cewek ketika bersama : Ngomongin cowok.

Dan teman saya menceritakan bahwa ibunya pernah berpesan,

"Ibu ki lho, jarake karo Bapakmu 10 tahunan (Ibu lebih muda 10 tahun). Nanging deloken awake dewe nak podo dewasane. Lha kowe karo masmu kan kacek setahun, yo kowe kudu luweeeeeeehh dewasa karo bocahe".

Jadi, mengalahlah sama laki-laki. Mereka memang sulit dewasa -untuk masalah hubungan-

Say Oke to Valentine's Day

20.11 0 Comments
Valentine's day?

Hari kasih sayang?

Itukan budaya barat!

Itu berasal dari sejarah perjamuan umat Nasrani? kenapa orang Islam ikut-ikutan?

Lho, Selama itu baik, kenapa tidak?

Emang ada yang salah dengan kasih-sayang?

Valentine itu penyebab kebrobokan moral, melegalkan pacaran dan hubungan sebelum menikah.

Justru orang-orang yang keji saja yang melarang valentine.

Valentine memang dulu milik orang Nasrani, tetapi sekarang kan semuanya bisa merayakan tanpa perlu terpaku agama dan budaya. Toh ini hal baik?


Dalam beberapa hari ini banyak sekali status-status Facebook dan twitter yang membahas tentang Valentine. Saya sebagai orang Islam, memang sudah tahu sejak lama bahwa Valentine itu tidak ada dalam ajaran agama saya. Dan sekalipun saya tidak pernah merayakannya. Namun, bagaimanapun saya dari dahulu berpedoman untuk memuliakan agama saya tanpa perlu merendahkan atau melecehkan agama lain.

Terang saja, saya risih dengan status dan statement teman-teman saya (yang beragama islam tentusaja) ketika mengomentari Valentine dengan merendahkan dan membodoh-bodohkan yang merayakan. Memang dia sendiri pinter apa?

Setiap agama berebut pengaruh bukan, dan itu wajar. Kalau ada Kristenisasi, jangan sirik, karena pasti juga ada Islamisasi. Bagi saya, bukan bagaimana mengatur mereka, tetapi bagaimana menjadi sebaik-baiknya diri kita.

Februari

19.41 0 Comments

Senja menggantung di pelataran rumah Lani, sore itu sesyahdu sore-sore biasanya. Langit orange, aroma tanah yang habis disiram, suara tawa anak-anak bermain go back to door, orang tua yang bercengkrama di teras-teras rumah. sore ini masih sehanggat sore-sore biasanya.

Masih ingatkah Lani, kita lahir hampir bersamaan di desa sukacita ini, hanya berselang dua hari. Kemudian kita tumbuh bersama, bermain bersama hampir setiap hari setiap waktu. Nenekmu yang merawatmu sering menitipkanmu di rumah pada waktu kecil. Ingatkan kita pernah membangun istana di loteng kamar, membongkar isi rumah untuk memenuhi perlengkapan istana, dan kemudian Ibuku marah habis-habisan kehilangan banyak barang. Hahaha...

Masa remaja seharusnya juga kita habiskan bersama. Tetapi sayang, peristiwa sengketa tanah yang dialami keluargaku memaksa kami untuk pindah. Sedih sekali waktu itu, bukankan keluargaku sudah berpuluh tahun menempati sepetak tanah dan kebun disana? entahlah, Bapak selalu bilang ini tak sederhana kelihatannya, dan aku harus sekolah yang lebih tinggi dulu untuk dapat memahaminya. Tentu bagiku tak penting tentang rumah itu, yang aku pikirkan adalah bagaimana kau juga dapat tinggal di kota, hehe. Ide itu sering aku sampaikan ke Bapak, dan seperti yang km kira : ditolak. Aku tidak mau kehilangan teman sepertimu, seperti teman-teman kita di desa, di SD, SMP. Bukankah kita selalu bersama selama ini? Ah, aku hanya anak kecil yang hanya bisa nurut waktu itu.

Enam tahun Lani, aku kembali lagi. Menengok kisah indah yang bernah kita gariskan di setiap jalan desa ini. Menanyai kabar setiap pohon yang dengan 'sembarangan' kita berinama menurut selera. Menyapa wajah-wajah teduh tetangga kita dulu, ya tentu saja kecuali Pakde Dar -orang yang mengusir keluargaku-, tetapi sekalipun itu aku tak pernah dendam dengannya. Lihat! mereka masih mengingatku!

Enam tahun Lani, aku datang lagi. Menjemput kabarmu yang hilang ditelan jarak. Mencari garis wajahmu yang tegas, suara yang tegas, dan kehidupan yang keras.

Aku datang lagi, hanya untuk menyampaikan seuntai kata yang sudah aku tahan sejak lama dan tak pernah memiliki fasilitas untuk disalurkan. "Hai, apa kabar? apakah kau baik-baik saja?" hanya itu.

Dan ternyata, sambutanmu lebih hangat dari yang aku kira. Tanganmu menengadah mendekapku kepelukan. "Aku baik-baik saja", maka sempurna sudah kedatanganku berbalas baik.

Kemudian kita bertukar cerita dan kabar, dan aku sedikit terkejut, ternyata di desa ini sudah ada akses internet. Dan Lani berjanji akan mengirimkan kabar via surel itu. Lega. Lebih dari sempurna, kedatanganku berbuah persahabatan lagi.

14/02/12

Kepingan Hati Sebuah Mimpi

19.10 0 Comments


kubuatkan hati sebuah mimpi,
jika gelagatnya tiba - tiba pergi
jangan salahkan tiang yang tak memberi lengan
tengadahlah dalam langit yang tenang
yang debur ombaknya tak terdengar

jika kelak bertemu bisikan
katakan bahwa angin telah membawamu terbang
menyibakkan awan yang gemuyun menata patak

kugambarkan hati sebuah mimpi,
jika lekuk jantunghya tiba - tiba terhenti
jangan salahkan nadi yang tak memberi detak
nafas - nafas bisu adalah ambigu
jika ia adalah kehidupan

kubangunkan hati sebuah mimpi,
tentang detak sunyi tak bergeming
yang merayap pada sela - nadi tanpa permisi
kukabari cintaku merayap pelan dalam kehidupan
akan menjamah perlahan tanpa perlawanan
ada seperti air darah yang alirannya lemah
menyusup dengan bisik

kubacakan cerita hati sebuah mimpi
daun - daun rimbun pelambai pada dahan - dahan yang riuh dengan suara kicau
nada - nada yang mengelak keluar dari loncatan lubang seruling menggetarkan dinding - dinding
udara merayap dalam diam dalam dalam, masuk ketulang dan menjelma dalam aliran darah
kuceritakan legenda cinta rama sinta yang tak terhenti di dunia


-kau tak perlu tahu-

bahwa telah ku gambarkan hati dalam mimpi