Follow Us @soratemplates

24/04/12

Jika suatu hari nanti aku mati.

00.33 0 Comments
Jadi, malam ini aku berfikiran, jika suatu hari nanti aku mati... Aku pengen gak ada orang yang menangis, apalagi sampe pingsan-pingsan.

Aku gak tahu kenapa orang seneng banget dengan quotes "Ketika kelahirannya orang di sekitarnya bahagia, ketika kepergiannya orang di sekitarnya menangisinya". Kenapa Musti bangga sih membuat sedih orang?

Itu sebuah penghargaan terakhir? atau berfikir bahwa orang yang ditangisi ketika kepergiannya itu benar-benar orang yang hebat dan sangat berarti? mungkin iya. Tetapi misalnya aku jadi orang hebatpun, aku  nggak mau dihargai dengan cara seperti itu. Mengerikan bagiku.




22/04/12

Anak Mami.

13.11 0 Comments
Ada yang bangga kalau cowoknya deket dengan ibunya?
Saranku, jangan dah. Hahahaha...

Setiap kali aku dicurhatin temen, cowok itu seenaknya sendiri, gak bisa ngerti, semaunya ngatur-ngatur, suka maksa, kalau nggak diturutin bakal ngamuk, (ada beberapa yg) mukul.

Pertanyaanku selanjutnya adalah, 'apa cowok itu deket sama ibunya' dan waownya hampir semua menjawab, 'Iya, dia deket banget sama ibunya, padahal'


Padahal? bukan padahal, tapi justru itu masalahnya.
Cowok dewasa yang masih deket sama ibunya itu nggak baik, karena dia tidak memiliki kemandirian emosi. Makanya cowok seperti itu akan cenderung berperilaku seperti anak-anak yang suka memaksa keinginannya.

17/04/12

Jamuan

13.07 0 Comments
Dua hari ini aku tak melihatmu,
Menebalkan lembaran abu-abu.

Tatakan di atas meja panjang sudah rapi terpajang,
Tinggal menunggu hidangan untuk disajikan.

Matamu melempar bayang-bayang,
pada nuansa abu-abu lukisanmu.

Disana telah kau selipkan kisah,
tentang penyesalan dan rasa salah.
Dulunya kau tak paham, tetapi sekarang tercerna benar.

Bagaimana? tanyaku.
Matamu masih terpaku pada lukisan yang sudah terpajang.
Ya. Sudah.
Katamu.

Hidangan diatas meja sudah penuh disajikan.
Tinggal menunggumu untuk duduk bersantap.

Kita harus merayakan, sesuatu yang layak untuk dirayakan.

13/04/12

Ilalang

12.32 2 Comments

Caruk waktu.
menakar rahasia yang kau dekap dibalik senyumu.
Apa akarnya?
Sepertinya semua tampak biasa saja.

Ruang ilalang,
diantara yang berjejalan itu, kemudian hilang.
Apa yang kau sembunyikan dibalik kerudungmu?
Jangan pernah bilang bahwa kamu tenang dintara ilalang.
Sepertinya semua tampak tak biasa.

12/04/12

Tidak ada yang lucu tuan-tuan dan nona-nona

03.15 2 Comments

Dia berkata bahwa Gading telah berubah menjadi srigala!
Meronta dan mencabiki ibu bapaknya!

Tapi ha… ha… ha.. mereka tertawa!
Kau hanya dikerjai Gading saja… !
Dan kamu percaya?
Hahaha…!

Seperti ada kucing yang beradu di perut-perut mereka,
Mereka terpingkal tanpa adab, bergelinjang tanpa tatap.
Tubuhnya memutar dengan perut naik turun menahan gelak

KALIAN TIDAK PERCAYA??
Dia berteriak hingga kolomenjing-nya membiru, wajahnya merah dan matanya rancu,
Lihat sana kerumahnya! Orang tuanya terserak di kolong-kolong almari menyembunyikan diri.
Tapi Percuma!
Darah mereka meluap menyeruak dengan aroma nyinyir di seluruh udara.
Gading menyeret orang tuanya dari kolong lemari ke ruang tengah dekat bara api kemudian membaginya sebesar jari-jari. Dilahapnya satu-satu seperti memakan roti.

Apa itu ilusi? Hahahaha…

Tawa mereka tak berhenti! Semakin menjadi!
Wajah-wajah mereka memerah karena menahan pingkal yang menekan darah-darah nadi!


AAARRRGGGHHHH!!!
Dia membanting apa saja dihadapannya!

DENGARKAN SAYAAAAA!!!
GADING AKAN MEMBUNUH SEMUANYAAA!!!

HAHAHAHAHAHA….!!
Mereka semakin keras tertawa. Semakin pingkat, semakin menggelinjang. Seperti tak akan pernah berhenti.

Dagelan ono iki? Hahaha Wis lah tekno, mbuyak, wong edan!
Nesu-nesu ra nggenah! Tekne wae!

Satu dari mereka melenguh diantara tawa.

Sekali lagi dia membanting barang yang sudah berserakan, membalik kebelakang, keluar dan membanting pintu dari luar.


DUARRRRR!!!

Pintu hancur tak terelakkan, dia menghilang berganti dengan Serigala hitam.
Tidak ada yang lucu.

08/04/12

Indah Pada Waktunya

15.13 0 Comments

Mungkin kamu akan berkata bahwa badai akan segera berlalu. Tetapi kataku, bukan tidak mungkin badai tidak akan kembali lagi. Dia akan datang lagi suatu hari, mungkin dengan kekuatan yang tak seberapa, tapi mungkin dengan kedahsayatan yang tak terkira, yang lebih dari ini.

Tersenyumlah, bukan karena semua ini akan indah pada waktunya, tetapi karena sampai saat ini kamu kuat menjalaninya. Lihat, seberat apapun badai, kamu sekarang telah sampai disini. You see? Kamu kuat.

Sok Tau...

15.11 4 Comments


Kadang ada suatu hal yang kita tidak tahu definisinya tapi sok tau dan sok ngerti maksudnya. 



Kalau ada orang yang sedang jatuh cinta, dapet kecengan, dan baru jadian misalnya, coba tanyai “kamu lagi jatuh cinta ya?” kalau dia mengangguk atau senyum-senyum gak jelas itu artinya ‘ya’ dan silakan lanjutkan ke pertanyaan berikutnya “cinta itu apa?”. Nah, pasti dia bakal ngelantur kemana-mana tentang definisi cinta dan bahkan seenaknya saja, dia akan bilang kalau cinta itu perasaan yang membuatmu melayang-layang tak karuan, atau dia akan dengan semena-mena mengutip quote-nya Raditya Dika  di twitter “Bagi sebagian orang cinta itu merupakan perasaan yang luar biasa, namun bagi sebagian yang lain cinta adalah nama anaknya” –Nyeh! Atau kalau tidak, bagi sebagian yang sedikit bisa mikir, ia akan menyamakan Cinta seperti Agama. Dalam ilmu Filsafat agama, ada perbedaan yang harus dipahami antara mempelajari ilmu filsafat dan mempelajari ilmu agama. Mempelajari Filsafat itu artinya melakukan kontemplasi, berfikir. Memikirkan definisi. Sedangkan mempelajari agama itu Enjoying, yang terpenting adalah kita merasa dekat dengan Tuhan kita tanpa perlu reweuh dengan perkara Tuhan itu apa, dimana, siapa, bagaimana dan sampai kapan? Sami’na wa ato’na-lah. Banyak buku yang berbicara tentang definisi cinta yang pada akhirnya menyerah pada kalimat, ‘cinta itu untuk dijalani, dinikmati, bukan di definisikan’, atau bagi yang keseringan patah hati dan bertepuk sebelah tangan maka ‘cinta adalah penderitaan yang tiada akhir’.



Apa kali ini kita akan membicarakan cinta? Enggak! Gini lho, cinta merupakan suatu konsep psikologis. Ini merupakan hal abstrak yang tidak bisa kita lihat  bentuk dan warnanya, sehingga untuk melakukan pengukuranpun juga sulit. Yah, meskipun orang psikologi akan bersikeras berkata bahwa mereka punya alat ukurnya. ALAT UKUR CINTA! Menakjubkan bukan? Karena tidak standarisasi mengenai apa itu cinta, maka orang dengan bebas mengintepretasikan kata cinta itu sesuai dengan kehendak hatinya. So, it’s such a subjective! Sama dengan kata cinta, istilah-istilah seperti sabar, ikhlas, tulus, nrimo, kuat, ini pada akhirnya juga sangat subjektif diintepretasikan.



Misalnya, ada yang nangis-nangis karena kehilangan sesuatu, terus kita *pukpuk* dia dan bilang ‘sabar ya-sabar ya’, terus dia diam. Jadi apakah sabar artinya DIAM? Apakah si anak ini ngerti apa arti kata sabar? Jangan-jangan dia cuman paham bahwa dia harus diam gak nangis lagi, bukan ‘sabar’ karena sebenarnya dia nggak ngerti sabar itu seperti apa.



Lagi, pernah dalam suatu pengajian ada ibu-ibu yang bertanya ke Ustadzahnya, dan ustadzah menjawab dengan sedikit memarahi, “Ibu harus sabar, kalau nggak sabar mana mungkin Allah akan membantu Ibu”. Lalu Ibu-ibu yang bertanya lagi menunduk diam mengucapkan terima kasih dan diam lagi. Jadi Sabar artinya ‘sudah, jangan tanya-tanya lagi!’. Aku jadi kasihan sama ibu yang bertanya itu, pastilah di lingkungannya (keluarga, tetangga, teman terdekat pasti juga akan memberikan nasihat yang sama) dan dia sudah muak dengan kata ‘sabar ya… yang sabar ya bu… sabar bu pasti ada jalan keluar’. Saya pikir, Ibu tadi tidak sedang putus asa karena masalahnya, ibu itu hanya putus asa dengan kata sabar. Sabar itu bagaimana? Diam ditempat? Stay cool? Senyam-senyum? Gak tanya-tanya lagi? Gak curhat-curhat lagi tentang masalah itu? Atau bagaimana?



Ada lagi, kalau ini Ustadz yang sedang ceramah bilang, ‘coba minta kepada Allah dari hati yang paling dalam, mungkin jika dari hati yang paling dalam ini Allah akan mendengarkan dan mengabulkan’. Hey, how’s deep?? Orang tidak akan bingung dengan kata minta kepada Allah, ini sangat operasional. Tetapi konsep hati yang paling dalam, hmm… hati yang paling dalam, hati yang paling agak dalam, hati yang gak dalam-dalam amat, hati yang cetek. Gak usah pakai kiasan lah. Karena ini hanya akan membuat orang diam atau berdoa sambil menangis, bukan membuat dia bersungguh-sungguh meminta. Bayangkan, ‘HATI YANG PALING DALAM’. Bisa? Nah, dibayangkan aja sulit, apalagi dilakukan!

04/04/12

Meracik Kopi sampai Umur Ini

22.32 1 Comments

Berapa usiamu? 22 Tahun?

1.
Aku kira hidup seperti meracik secangkir kopi yang pas.

2.
Filosofi kopi? Aku belum membaca itu. Tapi disini kata ‘Pas’ adalah inti dari semuanya.

3.
Kita sudah dewasa, bisa menghafal resep diluar kepala atau kita bisa membaca manual membuat kopi di buku dan internet.

4.
Dewasa? Haha. Mari kita tertawa dengan sepotong kata menakutkan itu.

5.
Seperti hidup, kita sudah tahu tentang benar-salah, bahkan bisa kita baca di buku motivasi atau panduan hidup.

6.
Tetapi mengapa dengan resep yang sama, ada kopi yang terasa ‘pas’ dan tidak? Itu soal takaran, dan takaran adalah tentang ‘belajar’ dan ‘pengalaman’.

7.
Aku kira hidup hanya masalah takar menakar.

8.
Seberapa banyak kopi bubuk yg harus dilarutkan dalam segelas air panas, seberapa banyak gula, seberapa banyak creamer, seberapa banyak susu.

9.
Seberapa banyak tawa ketika bahagia, seberapa banyak air mata ketika sedih, seberapa banyak kebencian ketika marah, seberapa banyak kemaklum ketika memahami, seberapa banyak pemaaafan ketika menyadari.

10.
Ukuran ‘pas’ nya kita ternyata berbeda dengan ‘pas’ nya orang lain. Untuk itu, kita juga harus belajar ketika membuatkan kopi untuk orang lain.

11.
Kopi yang tepat untuk orang yang tepat. Dan di waktu yang tepat. Jangan membuat kopi panas di malam hari yang terasa panas.

12.
Takaran.


Aku tidak tahu apa ‘kopi’ ini tepat disajikan saat ini. Tapi aku telah menakarnya, semoga takaran (rasa) nya tepat bagi orang yang tepat dan di waktu yang tepat. Mungkin yang kurang tepat adalah, keadaan. Keadaan kita. Aku juga menakarnya mengapa memilih cara itu, resep itu -Orang yang keras perlu mendapatkan resep yang pekat, tugasmu adalah menemaninya menghabiskan kopi itu, tetapi jangan coba-coba menambahkan gula, karena akan membuat kopiku menjadi tidak terasa-

Mari menghitung mundur umur,
Sudah berapa kopi tersaji dengan salah?
Sudah berapa kopi tersaji dengan ‘pas’ menakjubkan?

Selamat berganti umur,
Berkurang atau bertambah? Ah, tak usah dibahas.
Harus bersedih atau berbahagia?
Usulku: Berbahagia saja :-)

Selamat Ulang Tahun Untuk Sahabatku Aulia Taarufi