Bukankah sepi ini sudah terlalu akrab dengan kita
Mata hati kata air mata gulita adalah bahasa-bahasa yang sudah kita pahami sejak lama
Kotak – kotak kenangan yang tergeletak tak sengaja menumpuk di pojok – pojok udara
Setiap kita hirup muncullah ia melintas di depan mata
Selalu saja
Rindu – rindu itu memang tak jemu – jemu mengajak bertemu
Suara yang menjadi debu meringsek masuk kedalam telinga
Dengingnya masih saja ada
Selalu saja
Kita tidak bisa bicara dengan sesama manusia
Bahasa – bahasa kita pahami begitu saja tanpa perlu bicara
Aku tahu sepiku mengebu menular – nular menjadi rindu
Berontak meracun kalbu
Ah, akhirnya aku menyebut namamu
Sebatas itu
Selalu saja
Bukankah sepi ini adalah teman kita sejak lama
Sejak pelangi belum terlukis di ujung pantai tanpa nama
Sebelum kita menikung pada belokan asmara
Tapi mengapa kini asing aku disandingnya
Jadi, apakah sepi ini berbeda?
Yah, aku tak mengenal sepi semacam seperti ini.
Menjaga Kulit Anak dengan Mustela
1 bulan yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar