Follow Us @soratemplates

21/05/12

Grew A Day Older




See the sunrise
Know it's time for us to pack up all the past
And find what truly lasts

Disinilah kita berada. Di saat ini, detik ini, tempat ini, peristiwa ini. Jika aku salah, maka salahkan aku., aku pun berfikir demikian pula: sepertinya aku salah. Tetapi lihat apa yang kamu lakukan, masih tersenyum duduk disampingku dengan tangan yang masih menggengam erat.

If everything has been written done, so why worry, we say. 
It's you and me with a little left of sanity. 
If life is ever changing, so why worry, we say. 
It's still you and 
I with silly smile as we wave goodbye




Tak ada bedanya, genggaman tanganmu saat pertama kali meraih tanganku dengan genggamanmu saat ini. Mungkin, untuk terakhir kalinya. Kita sudah lama berdebat tentang ‘perencanaan perpisahan’, aneh memang. Tetapi inilah adanya. Demi kebahagiaan dan keadilan yang kita agung-agungkan. Dan pada detik ini, setelah bertahun lamanya kita mendebatkan ‘rencana perpisahaan’ ini, aku benar-benar paham apa artinya awal dan akhir. Genggaman hangat yang melingkupi telapak tanganku sama sekali bukan berarti kau tak mau melepaskanku, aku sadar sepenuhnya, engkau menyalurkan seluruh kekuatan yang kau miliki untukku, dengan senyum itu juga tentu saja. Hah, bodohnya aku, seharusnya akulah yang menguatkanmu. Setidaknya, satu hal yang membuatku lega saat ini adalah kita duduk saja tanpa berdebat lagi dan tanpa air mata.

And how will it be? Sometimes we just can't see
A neighbor, 
a lover, a joker
Or a friend you can count on forever
How tragic, how happy, how sorry

Apa? Kehilangan? Haha, kita tidak akan pernah benar-benar kehilangan sayang, katamu. Berbulan lalu. Kemudian kita berdiskusi banyak mengenai apa itu hakikat. Yah, pada akhirnya aku luluh, dan selalu luluh dengan pemikiranmu yang utuh menyeluruh. Apa yang kita miliki memang tidak pernah benar-benar kita miliki, maka kita tidak benar kehilangan hanya merasa kehilangan. Bukankah itu beda antara manusia dengan makhluk lain? ‘merasa’? Coba pikirkan apa yang ada di benak Tuhan hingga menurunkan manusia ke bumi? Untuk memiliki segala sesuatu yang ada di dunia? Kalau begitu, mengapa manusia harus kembali kepadanya dengan tangan kosong juga? Bahkan, perasaan. Perasaan yang dibangga-banggakan manusia itu harus dikembalikan kepada-Nya juga.

So, would it be nice to sit back in silence.
Despite all the wisdom and the fantasies
Having you close to my heart as 
I say a little grace

Aku tahu semua sejarah luka yang menimpamu, segala akar hingga engkau memiliki fikiran seperti itu. Dan ide untuk ‘merencanakan perpisahan’ ini. Penyakit itu mengerogoti organ tubuhmu perlahan, tetapi tidak untuk pikiranmu, dia terus berkembang mencari kebijaksanaan, mencari filosofi kehidupan, dan juga kemurnian hatimu yang lapang menerima kenyataan hidup yang menurutku pahit. Melihatmu selalu tersenyum diatas bangsal dan tidak pernah menunujukkan ekspresi ‘minta dikasihani’ sejujurnya membuatku semakin trenyuh, semakin… ah, bodoh aku jika meninggalkanmu dan berbahagia dengan pria lain. Dan lihat, kamulah satu-satunya orang yang selalu meyakinkanku bahwa pilihanku itu benar. “Sayang, lakukan apapun yang membuatmu bahagia. Tapi tolong jangan demi aku”. Saat itu aku tidak paham, dimana kamu meletakkan rasa cinta yang kita tanam dan kita rawat selama sebelas tahun itu. Bagaimana kamu bisa membiarkanku menikah dengan orang lain dan meninggalkanmu yang sekarat dan patah hati?

I'm thankful for this moment cause
I know that you
Grow a day older and see how this sentimental fool can be

Sematang ini. Setidaknya aku bahagia menjadi saksi dan orang yang membersamai pertumbuhanmu dari semenjak remaja hingga saat ini. Kamu menggambarkan bahwa hidup kita seperti benang-benang, yang semakin lama semakin panjang. Benang itu tumbuh seperti pohon jalar. Setiap orang memiliki benangnya sendiri, dan kita ditanam di kebun yang bernama bumi. Setiap benang memiliki skenario sendiri dimana ia akan melilit, dimana ia akan melngkung, lurus dan kapan ia akan berhenti tumbuh, yang akhirnya mati, melepuh, dan hilang. Benang ku, sejak lebih dari sepuluh tahun lalu selalu berlilitan dengan benangmu. Nanti, pada akhirnya salah satu dari kita akan mati. “dan jika aku mati? Apakah kau akan terus melilitku? Kamu akan terus tumbuh, sedang aku berhenti tumbuh. Jika kamu terus melilitku, itu artinya kamu menyia-nyiakan pertumbuhanmu. Kamu secara tidak sadar tidak melilit benang siapapun, kamu akan melilit benangmu sendiri. Tuhan pasti akan marah dengan itu” katamu.

I'm thankful for this moment cause I know that I
Grow a day older and see how this sentimental fool can be

Hingga aku sepaham ini.

If everything has been written down, so why worry, we say
It's you and me with a little left of sanity.

12 komentar:

Unknown mengatakan...

Kata2 nya keren deh ni blog!

salam kenal ya. kunjungan baliknya ke
http://madz666.blogspot.com

Unknown mengatakan...

Kata2 nya keren deh ni blog!

salam kenal ya. kunjungan baliknya ke
http://madz666.blogspot.com

Unknown mengatakan...

waaaa..... merasa senang sekali km berkunjung disini ;-)

Blogmu super kereen lagi. Yeph. Salam kenal balik

Indiana Malia mengatakan...

Iki kisahmu mbak? Waaaaah...... sebelas tahuuuuuun.....

Unknown mengatakan...

puitis si mbaknya..

jalan jalan ke blog aku ya..

salam kenal

Unknown mengatakan...

salam kenal..

puitis deh mbaknya ni

visit juga ya

Unknown mengatakan...

puitis kata kata mbaknya ni

salam kenal ya..

visit juga kalau ada waktu

Unknown mengatakan...

@Zakiaa: Oraaa.Iki fiksiii


@Yoga : SiaaapYogaaa

Unknown mengatakan...

Yoga alamat blognya apa?

Indiana Malia mengatakan...

Ahahahahaha...

Kirain..... :p

Wahyuddin mengatakan...

“Sayang, lakukan apapun yang membuatmu bahagia. Tapi tolong jangan demi aku”. Saat itu aku tidak paham, dimana kamu meletakkan rasa cinta yang kita tanam dan kita rawat selama sebelas tahun itu. Bagaimana kamu bisa membiarkanku menikah dengan orang lain dan meninggalkanmu yang sekarat dan patah hati?

Kadang kita sebagai lelaki harus merelakan apa yang kia sayangi dan cintai. Bukan karena ingin melepasnya, tetapi karena itulah yang terbai. Karena lilitan benang yang kami lilitkan itu tak seperti lingkaran cincin yang bertengger di jari manis. itu hanya sebuah lilitan bukan ikatan dan janur kuninglah penentu dari ikatan itu.

Salam kenal dariku. Visit juga yah klo ada waktu.

Unknown mengatakan...

Waaaah, tambahan yang bagus. Yah, memang kita bukan milik siapa2, selain Tuhan.

Salam kenal juga :-)