See the sunrise
Know it's time for us to pack up all the past
And find what truly lasts
Know it's time for us to pack up all the past
And find what truly lasts
Disinilah kita berada. Di saat ini, detik ini,
tempat ini, peristiwa ini. Jika aku salah, maka salahkan aku., aku pun berfikir
demikian pula: sepertinya aku salah. Tetapi lihat apa yang kamu lakukan, masih
tersenyum duduk disampingku dengan tangan yang masih menggengam erat.
If everything has been written done, so why worry, we say.
It's you and me with a little left of sanity.
If life is ever changing, so why worry, we say.
It's still you and I with silly smile as we wave goodbye
It's you and me with a little left of sanity.
If life is ever changing, so why worry, we say.
It's still you and I with silly smile as we wave goodbye
Tak ada bedanya, genggaman tanganmu saat
pertama kali meraih tanganku dengan genggamanmu saat ini. Mungkin, untuk
terakhir kalinya. Kita sudah lama berdebat tentang ‘perencanaan perpisahan’,
aneh memang. Tetapi inilah adanya. Demi kebahagiaan dan keadilan yang kita
agung-agungkan. Dan pada detik ini, setelah bertahun lamanya kita mendebatkan
‘rencana perpisahaan’ ini, aku benar-benar paham apa artinya awal dan akhir.
Genggaman hangat yang melingkupi telapak tanganku sama sekali bukan berarti kau
tak mau melepaskanku, aku sadar sepenuhnya, engkau menyalurkan seluruh kekuatan
yang kau miliki untukku, dengan senyum itu juga tentu saja. Hah, bodohnya aku,
seharusnya akulah yang menguatkanmu. Setidaknya, satu hal yang membuatku lega saat
ini adalah kita duduk saja tanpa berdebat lagi dan tanpa air mata.
And how will it be?
Sometimes we just can't see
A neighbor, a lover, a joker
Or a friend you can count on forever
How tragic, how happy, how sorry
A neighbor, a lover, a joker
Or a friend you can count on forever
How tragic, how happy, how sorry
Apa? Kehilangan? Haha, kita tidak akan pernah
benar-benar kehilangan sayang, katamu. Berbulan lalu. Kemudian kita berdiskusi
banyak mengenai apa itu hakikat. Yah, pada akhirnya aku luluh, dan selalu luluh
dengan pemikiranmu yang utuh menyeluruh. Apa yang kita miliki memang tidak
pernah benar-benar kita miliki, maka kita tidak benar kehilangan hanya merasa kehilangan.
Bukankah itu beda antara manusia dengan makhluk lain? ‘merasa’? Coba pikirkan
apa yang ada di benak Tuhan hingga menurunkan manusia ke bumi? Untuk memiliki
segala sesuatu yang ada di dunia? Kalau begitu, mengapa manusia harus kembali
kepadanya dengan tangan kosong juga? Bahkan, perasaan. Perasaan yang
dibangga-banggakan manusia itu harus dikembalikan kepada-Nya juga.
So, would it be nice
to sit back in silence.
Despite all the wisdom and the fantasies
Having you close to my heart as I say a little grace
Despite all the wisdom and the fantasies
Having you close to my heart as I say a little grace
Aku tahu semua sejarah luka yang menimpamu,
segala akar hingga engkau memiliki fikiran seperti itu. Dan ide untuk
‘merencanakan perpisahan’ ini. Penyakit itu mengerogoti organ tubuhmu perlahan,
tetapi tidak untuk pikiranmu, dia terus berkembang mencari kebijaksanaan,
mencari filosofi kehidupan, dan juga kemurnian hatimu yang lapang menerima
kenyataan hidup yang menurutku pahit. Melihatmu selalu tersenyum diatas bangsal
dan tidak pernah menunujukkan ekspresi ‘minta dikasihani’ sejujurnya membuatku
semakin trenyuh, semakin… ah, bodoh aku jika meninggalkanmu dan berbahagia
dengan pria lain. Dan lihat, kamulah satu-satunya orang yang selalu
meyakinkanku bahwa pilihanku itu benar. “Sayang, lakukan apapun yang
membuatmu bahagia. Tapi tolong jangan demi aku”. Saat itu aku tidak paham,
dimana kamu meletakkan rasa cinta yang kita tanam dan kita rawat selama sebelas
tahun itu. Bagaimana kamu bisa membiarkanku menikah dengan orang lain dan
meninggalkanmu yang sekarat dan patah hati?
I'm thankful for this moment cause
I know that you
Grow a day older and see how this sentimental fool can be
I know that you
Grow a day older and see how this sentimental fool can be
Sematang ini. Setidaknya aku bahagia menjadi
saksi dan orang yang membersamai pertumbuhanmu dari semenjak remaja hingga saat
ini. Kamu menggambarkan bahwa hidup kita seperti benang-benang, yang semakin
lama semakin panjang. Benang itu tumbuh seperti pohon jalar. Setiap orang
memiliki benangnya sendiri, dan kita ditanam di kebun yang bernama bumi. Setiap
benang memiliki skenario sendiri dimana ia akan melilit, dimana ia akan
melngkung, lurus dan kapan ia akan berhenti tumbuh, yang akhirnya mati,
melepuh, dan hilang. Benang ku, sejak lebih dari sepuluh tahun lalu selalu
berlilitan dengan benangmu. Nanti, pada akhirnya salah satu dari kita akan
mati. “dan jika aku mati? Apakah kau akan terus melilitku? Kamu akan terus
tumbuh, sedang aku berhenti tumbuh. Jika kamu terus melilitku, itu artinya kamu
menyia-nyiakan pertumbuhanmu. Kamu secara tidak sadar tidak melilit benang
siapapun, kamu akan melilit benangmu sendiri. Tuhan pasti akan marah dengan itu”
katamu.
I'm thankful for this
moment cause I know that I
Grow a day older and see how this sentimental fool can be
Grow a day older and see how this sentimental fool can be
Hingga aku sepaham ini.
If everything has
been written down, so why worry, we say
It's you and me with a little left of sanity.
It's you and me with a little left of sanity.
12 komentar:
Kata2 nya keren deh ni blog!
salam kenal ya. kunjungan baliknya ke
http://madz666.blogspot.com
Kata2 nya keren deh ni blog!
salam kenal ya. kunjungan baliknya ke
http://madz666.blogspot.com
waaaa..... merasa senang sekali km berkunjung disini ;-)
Blogmu super kereen lagi. Yeph. Salam kenal balik
Iki kisahmu mbak? Waaaaah...... sebelas tahuuuuuun.....
puitis si mbaknya..
jalan jalan ke blog aku ya..
salam kenal
salam kenal..
puitis deh mbaknya ni
visit juga ya
puitis kata kata mbaknya ni
salam kenal ya..
visit juga kalau ada waktu
@Zakiaa: Oraaa.Iki fiksiii
@Yoga : SiaaapYogaaa
Yoga alamat blognya apa?
Ahahahahaha...
Kirain..... :p
“Sayang, lakukan apapun yang membuatmu bahagia. Tapi tolong jangan demi aku”. Saat itu aku tidak paham, dimana kamu meletakkan rasa cinta yang kita tanam dan kita rawat selama sebelas tahun itu. Bagaimana kamu bisa membiarkanku menikah dengan orang lain dan meninggalkanmu yang sekarat dan patah hati?
Kadang kita sebagai lelaki harus merelakan apa yang kia sayangi dan cintai. Bukan karena ingin melepasnya, tetapi karena itulah yang terbai. Karena lilitan benang yang kami lilitkan itu tak seperti lingkaran cincin yang bertengger di jari manis. itu hanya sebuah lilitan bukan ikatan dan janur kuninglah penentu dari ikatan itu.
Salam kenal dariku. Visit juga yah klo ada waktu.
Waaaah, tambahan yang bagus. Yah, memang kita bukan milik siapa2, selain Tuhan.
Salam kenal juga :-)
Posting Komentar