Follow Us @soratemplates

11/06/13

Terakhir



\/\/\/\/\/\/\/\/\/\/\/\/\/\/\/\/\/\/\/\/\/\/\/\/\/\/\/
Ada hal yang perlu aku sampaikan,
Sebelum keengganan ini menjadi keterasingan, dan kita menjadi saling tak mengenal.
Barangkali untuk terakhir kalinya.
Mungkin untuk terakhir kalinya.
Semoga tak salah lagi, semoga tak salah kali ini.


Kita menggenggam kehidupan, dalam rentetan perjalanan yang kita namai sebagai kenangan. Masa kanak-kanak yang menyenangkan. Masa kanak-kanan yang tak pernah menyinggung perasaan. Masa kanak-kanak yang nyaman dan kita jauh dari itu, aku menamainya sebagai : afeksi.


Kita tidak pernah menumbuhkan, sisi-sisi sentimentil, melankoli, dan hal-hal yang menyinggung emosi, afeksi. Kamu bisa melihat jejak-jejak langkah kita di bahu jalanan, tidak ada air mata dan kegetiran. Tidak ada peluk hangat dan pujian.


Maka aku terperanjat ketika menyadari kita telah tumbuh dewasa. Tidak lagi anak-anak yang melompat tanpa rasa, tanpa terka-menerka. Maka aku segera menyadari, lubang-lubang afeksi akan segera terisi. Entah dengan apa.
(Kemudian kita memasuki episode terka-menerka tentang apa yang kamu lihat, apa yang aku lihat. Apa yang kamu dengar, apa yang aku dengar. Apa yang kamu rasakan, apa yang kamu rasakan. Itu menyesakkan dan selalu membuatmu gusar, bukan?)


Sebelum keengganan ini menjadi keterasingan, dan kita menjadi saling tak mengenal. Dan episode terka-menerka yang menjengahkan, untuk itu:


Jika kau ingin aku melihatmu, maka datanglah ke hadapanku.
Karena aku tak bisa melihat yang ada di belakang.
Jika kau ingin aku mendengarkanmu, maka berkatalah di telingaku.
Karena aku tak bisa mendengar apa yang kau katakan kepada orang lain.
Jika kau ingin aku merasakan, maka tunjukannlah perasaan.
Aku tidak bisa menerka-nerka apa yang dirasakan orang.


Berhentilah menerka karena kita sudah terlampau dewasa. Karena aku juga tidak ingin melihat apa yang tidak bisa aku lihat, aku tidak ingin mendengar apa yang tidak bisa aku dengar, aku tidak ingin merasakan apa yang tidak bisa kurasakan.
Aku tidak ingin merasakan apa yang tidak bisa kurasakan.
Aku tidak bisa merasakan apa yang tidak bisa terasakan.


Berhentilah menerka karena tulisan ini jelas untuk apa dan siapa. Jika kamu masih juga menduga-duga, aku harap kau tidak keberatan untuk mengulang membaca. Karena tulisan inilah satu-satunya, dan untuk terakhir kalinya.

1 komentar:

SKN mengatakan...

suka banget deh sama yang ini "Sebelum keengganan ini menjadi keterasingan, dan kita menjadi saling tak mengenal." (>.<) baguuuus..