\/\/\/\/\/\/\/\/\/\/\/\/\/\/\/\/\/\/\/\/\/\/\/\/\/\/\/
Ada hal yang perlu
aku sampaikan,
Sebelum keengganan
ini menjadi keterasingan, dan kita menjadi saling tak mengenal.
Barangkali untuk
terakhir kalinya.
Mungkin untuk
terakhir kalinya.
Semoga tak salah
lagi, semoga tak salah kali ini.
Kita menggenggam
kehidupan, dalam rentetan perjalanan yang kita namai sebagai kenangan. Masa
kanak-kanak yang menyenangkan. Masa kanak-kanan yang tak pernah menyinggung
perasaan. Masa kanak-kanak yang nyaman dan kita jauh dari itu, aku menamainya
sebagai : afeksi.
Kita tidak pernah
menumbuhkan, sisi-sisi sentimentil, melankoli, dan hal-hal yang menyinggung
emosi, afeksi. Kamu bisa melihat jejak-jejak langkah kita di bahu jalanan,
tidak ada air mata dan kegetiran. Tidak ada peluk hangat dan pujian.
Maka aku terperanjat
ketika menyadari kita telah tumbuh dewasa. Tidak lagi anak-anak yang melompat
tanpa rasa, tanpa terka-menerka. Maka aku segera menyadari, lubang-lubang
afeksi akan segera terisi. Entah dengan apa.
(Kemudian kita
memasuki episode terka-menerka tentang apa yang kamu lihat, apa yang aku lihat.
Apa yang kamu dengar, apa yang aku dengar. Apa yang kamu rasakan, apa yang kamu
rasakan. Itu menyesakkan dan selalu membuatmu gusar, bukan?)
Sebelum keengganan
ini menjadi keterasingan, dan kita menjadi saling tak mengenal. Dan episode
terka-menerka yang menjengahkan, untuk itu:
Jika kau ingin aku
melihatmu, maka datanglah ke hadapanku.
Karena aku tak bisa
melihat yang ada di belakang.
Jika kau ingin aku
mendengarkanmu, maka berkatalah di telingaku.
Karena aku tak bisa
mendengar apa yang kau katakan kepada orang lain.
Jika kau ingin aku
merasakan, maka tunjukannlah perasaan.
Aku tidak bisa
menerka-nerka apa yang dirasakan orang.
Berhentilah menerka
karena kita sudah terlampau dewasa. Karena aku juga tidak ingin melihat apa
yang tidak bisa aku lihat, aku tidak ingin mendengar apa yang tidak bisa aku
dengar, aku tidak ingin merasakan apa yang tidak bisa kurasakan.
Aku tidak ingin
merasakan apa yang tidak bisa kurasakan.
Aku tidak bisa
merasakan apa yang tidak bisa terasakan.
Berhentilah menerka
karena tulisan ini jelas untuk apa dan siapa. Jika kamu masih juga
menduga-duga, aku harap kau tidak keberatan untuk mengulang membaca. Karena
tulisan inilah satu-satunya, dan untuk terakhir kalinya.
1 komentar:
suka banget deh sama yang ini "Sebelum keengganan ini menjadi keterasingan, dan kita menjadi saling tak mengenal." (>.<) baguuuus..
Posting Komentar