Follow Us @soratemplates

06/10/12

Pelajaran #1 Kalimat Sempurna (الجُمْلَةُ المُفِيْدَةُ)






Kalimat sempurna adalah setiap lafadz yang terdiri dari dua kata atau lebih dan memberikan makna yang sempurna.
Misalnya :

  • Lafadz قَـامَ زَيْدٌ (Qooma Zaidun) = Zaid berdiri, terdiri dari dua kata dan memberikan makna yang sempurna, maka dinamakan kalimat sempurna.
    Contoh lainnnya :
    Kalimat yang terdiri dari dua kata
    البستـــــــــــان جميــــــــــــل
    kebun itu indah
    اَلشّــــــــَمْشُ طَالِعَـــــــــةٌ
    matahari itu terbit
    بَسِيْــــــــــــرُ السَّـــــــحَابُ
    Awan bergerak
    يَنْقَطِــــــــعُ الْمَـــــــــطَرُ
    Hujan reda
    Kalimat yang terdiri lebih dua kata
    اَلطَــــــــائِرُ فَوْقَ الشَّجَــــــرَةِ
    Seekor burung di atas pohon
    اَلْبُسْتـَـــــــا نِيُّ يَجْمَعُ الأزْهَـــــارُ
    Pekebun itu mengumpulkan bunga-bunga
    يَفْتَـــــحُ مُحَمَّــــــــدٌ الْبَـــــــاب
    Muhammad membuka pintu
    اَلْكَلْبُ يَجْـــــــرِى فِى الشَّــــــــارِعِ
    Anjing berlari di jalan

    Contoh kalimat tak sempurna :

  • Lafadz أبو عَلِيٍّ (Abu 'Aliyyin) = Bapaknya Ali ..., terdiri dari dua kata, tapi tidak memberikan makna sempurna (tidak ada keterangan yang menjelaskan keadaan Bapak Ali), sehingga tidak dapat dikatakan kalimat sempurna, baru dikatakan kalimat sempurna jika lafadznya
    أبو عليٍّ مَريْضٌ (Abu 'Aliyyin Mariidhun) = Bapaknya Ali sakit.

Intinya, kalau dalam bahasa indonesia kita mengenal SPOK, nah dalam bahasa arab jika sudah memenuhi unsur SP maka sudah dapat disebut kalimat sempurna, asalkan memiliki makna yang sempurna.



Pembagian Jumlah Mufidah

Jumlah mufidah di dalam bahasa arab terbagi kepada dua:
  1. Jumlah Ismiyyah.
    Yaitu jumlah yang diawali dengan isim (Kata benda). Seperti:
    • أحَمدُ طالِبٌ (Ahmadu thoolibun) = Ahmad adalah seorang siswa. Jumlah (kalimat) tersebut diawali dengan أحمد sehingga dinamakan jumlah ismiyyah.

    • Demikian juga dengan kalimat زَيْـنَـبُ تَـكْتُـبُ رِسَـاَلةً (Zainabu taktubu risalaatan) = Zainab menulis sebuah surat.
  2. Jumlah Fi'liyyah.
    Yaitu jumlah yang diawali dengan fi'il (Kata Kerja). Seperti:
    • سَافَـرَ محمدٌ (Saafaro Muhammadun) = Muhammad berpergian. Jumlah (kalimat) tersebut diawali dengan سَافَـرَ (Saafaro), dimana سَافَـرَ merupakan fi'il, sehingga dinamakan jumlah fi'liyyah.

    • Demikian juga kalimat ضَرَبَ الوَلَدُ كَلْباً (Dhoroba al-waladu kalban) = Anak itu memukul seekor anjing
  3. Jumlah dengan kata yang tidak ada tanda isim dan fiilnya tetapi dapat dimengerti maknanya.

Selanjutnya tentang Fi'il dan Ismi akan dijelaskan di page berikutnya

Sumber:

http://www.alkhoirot.org/2012/06/ilmu-nahwu-kalam-isim-fiil-huruf.html#1

https://www.facebook.com/note.php?note_id=100142470985&id=92002408346&ref=mf

http://staff.undip.ac.id/sastra/fauzan/2009/07/22/kalimat-sempurna-%D8%A7%D9%84%D8%AC%D9%85%D9%84%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D9%85%D9%81%D9%8A%D8%AF%D8%A9/

Tidak ada komentar: