Follow Us @soratemplates

07/03/13

Badroom


 
Tempat yang paling aku takuti saat ini adalah… kamarku sendiri.

Aku merasa, takut.

Ketika aku membuka pintu kamar, suara berderit keluar mendecit. Seperti cicitan makhluk yang melonjak terkejut. Kemudian hawa panas seperti mengepung tubuh. Panas itu datang dari sudut-sudut kamar dan tembok yang buram. Hawa panas yang seperti mengungkungku, mengelayuti setiap lengan, kaki dan leherku.

Arrrrgh, aku berontak, aku berteriak. Menghempaskan panas itu agar terlepas dari tubuh. Memang aku merasa longgar sebentar. Tapi kemudian hawa panas itu serasa terhempas ke dinding-dinding kamar, terpental dan menjadi suara tawa manusia. Suara tawa manusia dengan berbagai karakter, suara besar serak, kecil mencicit, suara orang tua dan suara anak-anak yang berhamburan, sahut menyahut, memusingkan. Aku pusing seperti ditertawai banyak orang. Aku pusing dan menutup telinga. Kemudian berteriak lagi, dan mereka diam. Tapi bagian inilah yang sering aku takutkan. Bagian ketika suara itu muncul satu persatu dengan jelas.

Aku sering menganggapnya itu sebagai setan yang mengganggu, tapi sepertinya benar itu memang suara-suara setan. Dari pertama aku memasuki kamar ini aku sudah merasa hawa aneh yang menakutkan. Hawa aneh yang bisa aku rasakan ketika tempat tersebut di tempati sesuatu. Dan bagian ini, bagian ketika setan-setan itu berbicara satu persatu dengan kata-kata jelas dan mengintimidasi. Suara serak seperti seorang yang bijaksana muncul dan berkata “untuk apa? Untuk apa? Pikirkanlah, pikirkanlah” aku seketika linglung setelah mendengar suara itu. Disahut suara perempuan paruh baya yang berbicara dengan sabar, aku menyangka jika dalam kehidupan nyata dia pasti seorang ibu yang penuh kasih terhadap anaknya. Perempuan itu berkata “Apa yang kamu tunggu? Sudah sangat jelas apa yang telah terjadi. Adakah yang membuat bimbang hatimu ketika kau lihat disekitarmu sudah begitu pasti? Ambilah keputusan, ambilah keputusan” dia berbicara dengan sangat sabar dan pelan-pelan, aku merasa dia memelukku ketika dia mengatakan itu. Kemudian aku tersentak kaget oleh suara pemuda, mungkin dia preman pasar yang tidak bisa menerima kenyataan. “Mati sajaaaaa…. Mati sajaaaaa…. Kau sudah tidak berguna, tidak ada yang peduli denganmu.. hahahaha” disusul suara anak kecil “kakak tidak punya teman, kakak tidak punya teman, kakak tidak punya teman”. Kemudian suara-suara lain  semakin ricuh bersahutan, “pisau tidak akan membuatmu sakit lama, itu hanya sebentar saja sakitnya” “selesaikan… selesaikan” “apa kau tidak sadar kalau ini bukan tempatmu? Kau disini punya siapa? Siapa yang merasa memilikimu disini?” “untuk apa? Untuk apa? Pikirkanlah, pikirkanlah  kesakitan apa lagi yang sedang kau tunggu? Lebih baik kau akhiri” “Mati.. mati… mati… hahahaha” “Ambilah keputusan, ambilah keputusan””Apa kamu percaya dengan kasih sayang dan keadilan? hey itu hanya ilusi, hanya untuk menghibur hati””bohong..bohong..bohong, semua bohong””ketika kamu bunuh diri, kamu memenangkan segalanya””tidak berguna!” “mati!””hahahaha””rekayasa, jika tak ada yang abadi, kanapa tidak mati sekarang saja””hidup hanya untuk dilukai, di dera derita””mati”.

Aku sangat takut, cemas, dan bingung dengan suara-suara itu. Suara yang selalu ada di dalam kamar dan menganggu ketika malam. Suara yang membuatku menangis semalaman. Suara yang tidak bisa kulawan dan kukalahkan, ketika hari hampir menyentuh pagi, aku mulai kelelahan menangis semalaman, dan tertidur pulas. Itu adalah saat yang paling membahagiakan, saat aku terlepas dari suara yang mengacaukan. Orang akan berfikir aku malas dan tidak tertib karena selalu kesiangan dan terlambat akan segala hal. Mereka tidak tau, mereka tidak mau tau, deritaku setiap malam bertarung dengan setan-setan. Mereka tidak tau, bahwa hal yang paling membahagiakan adalah ketika aku tertidur, ketika terlepas dari sangkut paut dunia. Ketika aku berada di alam lain, tidak di dunia. Ah, aku sering berfikir untuk mengikuti saja apa kata suara-suara itu. Mungkin aku akan bahagia… dan dimengerti.

2 komentar:

Ning mengatakan...

asslmlkm, mbak yu.

aku takut salah nek mau terlalu banyak komentar.

sebelumnya aku mau minta maaf dulu kalau selama ini mungkin ada sikapku yang kurang menyenangkan bagimu.

singkat aja, ingin mendo'akan, semoga dirimu selalu dalam lindunganNya dan selalu dapat kemudahan di setiap usahamu.

wassalam.

Indiana Malia mengatakan...

Mbak, kami semua merindukanmu. Sungguh...