Kadang aku merasa hidup itu
terbalik. Entah apa aku yang terbalik, atau otak dan pikiranku yang membalik.
Tapi mari kita berkata sejujurnya. Hidup adalah mimpi dan mimpi adalah hidup
itu sendiri. Suatu hari kita akan terbangun dari mimpi dan baru sadar kalau
kita bermimpi. Aku tidak hanya bisa membayangkan itu terjadi, tetapi bisa
merasakan katika itu terjadi.
Kadang hidup terbalik. Entah apa
aku yang terbalik, atau otak dan pikiranku yang membalik. Tapi mari kita
merasakan yang sebenarnya. Beberapa hari belakangan memang hari yang berat.
Hari ketika pikiranku terus berlari melompat-lompat, sedang tubuh tidak bisa
berbuat apa-apa. Bahkan ketika tidur. Mudah saja orang mengatakan aku
kebanyakan tidur dan susah dibangunkan, sedang sebenarnya (menurut perasaanku
tentu saja, karena aku yang merasakan) aku sedang bertarung mengembalikan jiwa
kepada tubuhnya, atau tubuh kepada jiwanya.
Mari kuperjelas, pernah merasa
tindihan? Sleep paralyzes? Mungkin
seperti itu, tapi kalaupun itu Sleep
paralyzes seharusnya aku mengenalnya karena aku sudah terlalu sering
mengalami ini sejak SMA. Saat ini, ketika aku mengalami Sleep paralyzes ini aku akan
sangat mudah ‘mengendalikan’ untuk lepas atau sekedar bermain sebentar denganya.
Tapi yang aku alami akhir-akhir ini tidak, aku tidak mengenalinya, aku tidak
bisa mengendalikannya.
Aku tidak memiliki masalah dengan
tidur, tidak insomnia, tidur cukup selama 6-8 jam. Masalahnya adalah ketika
bangunnya. Aku merasa jiwaku selalu bangun duluan daripada tubuhku. Ketika bangun
aku akan mendengar suara-suara, aku melihat jam, mematikan alarm, melompat ke
kamar mandi dan mengambil air wudlu, setelah itu aku masih bisa memikirkan apa
saja yang akan aku lakukan seharian ini, sambil berjalan dari kamar mandi
menuju kamar. Setibanya dikamar kemudian aku tersadar, ternyata itu hanya
mimpi, atau pikiranku saja, atau jiwaku saja. Tubuhku masih diatas kasur belum
bangun. Jadi aku yang sudah selesai wudlu tadi kupaksa masuk kedalam tubuhku
lagi. Kemudian aku menggunakan teknik melepaskan diri dari tindian, karena aku
rasa itu tindian. Kemudian aku terlepas, aku bangun. Hari semakin merangkak,
mungkin sudah jam lima lebih, anak-anak kos sudah ada yang bangun, ada yang
menyalakan air, ada suara langkah kaki, ada yang berbicara. Aku mendengarnya
dengan sangat jelas. Ada SMS masuk ke HP ku, masalah kerjaan. Kemudian aku
berfikir, kenapa ada orang SMS sepagi itu, inikan jam bangun. Aku mengerutu
sambil memikirkan balasan apa yang sepatutnya aku tuliskan. Tapi HP segera aku
tinggalkan, sambil tetap mengerutu dan medelay balasan. Aku pergi ke kamar
mandi, kamar mandi di pakai, aku ke keran sebelah untuk berwudlu. Kemudian
kembali ke kamar, tapi tunggu setelah kembali ke kamar aku berontak lagi.
Tubuhku masih diatas kasur, aku belum bangun. Aku terkejut. Kemudian aku
memaksa aku yang sudah berwudlu tadi untuk masuk lagi ke tubuhku lagi. Kemudian
aku memaksa-maksakan diri, aku harus bangun.. harus bangun.. harus bangun, ini
sudah keburu siang, mau shubuh jam berapa. Aku berontak dalam tubuhku. Akhirnya
aku bisa keluar, bangun. Tapi aku berputar-putar di dalam kamar, aku takut
kalau ternyata aku belum bangun. Dan benar, aku belum bangun. Tubuhku masih di
kasur, aku kembali masuk. Kali ini aku ingin berteriak dan meminta tolong orang
lain untuk membangunkanku. Aku, sangat jelas bisa mendengar suara-suara di
sekitarku. Tapi tubuhku sulit digerakkan, sulit di hentakkan, sulit di
longgarkan atau direlekskan, teknik itu yang biasa aku gunakan untuk melepaskan
dari himpitan Sleep paralyzes. Tapi
ini benar-benar sulit, aku nggak mau bangun kalau tubuhku tidak ikut bangun.
Aku terbangun lagi, kemudian langsung lari ke kamar mandi, sebelum sampai ke
kamar mandi aku tersadar, tubuhku lagi-lagi masih belum bangun. Aku kembali,
aku ingin menangis. Bagaimana ini, bagaimana membangunkaku sendiri, sedang
pikiranku, jiwaku, atau mimpiku entahlah apa namanya yang berlari-lari ke kamar
mandi tadi sudah memikirkan semua hal, melakukan banyak hal. Setiap pagi, aku
kebingungan mencari cara bagaimana membangunkanku sendiri. Setiap pagi, adegan
keluar-masuk tubuh berkali-kali, berkali-kali, berkali-kali itu terulang. Aku
lelah.
Kadang hidup terbalik. Entah apa
aku yang terbalik, atau otak dan pikiranku yang membalik. Tapi mari kita
jelaskan yang sebenarnya. Itu tadi nyata. Tapi aku tidak tau apakah suara-suara
itu nyata, suara teman yang berbicara, seret kaki, kran nyala. Aku tidak tau
apa yang berlari-lari ke kamar mandi itu. Apa mimpi? Tapi kenapa aku bisa sadar
bahwa itu mimpi dan mengembalikan ‘aku mimpi’ itu kedalam tubuh, apa itu
pikiranku saja yang ketika tidur dia bekerja, tapi kalau pikiranku, waktu
setelah wudlu, dapat SMS saat itu aku sedang berfikir juga. Itu pikiran di
dalam pikiran? Atau itu jiwaku? Aku tidak tau keadaan jasadku waktu aku tinggal
ke kamar mandi atau berwudlu, apa saat itu organ tubuhku bekerja atau tidak,
atau aku mati suri, berkali-kali?
Sampai sekarang, aku tidak tau.
Aku menulis ini jam dekstop menunjukkan pukul 1:46 dini hari. Tidak aku tidak
insomnia, aku sengaja minum kopi. Nanti kalau aku mengantuk, aku akan membuat
kopi lagi. Aku tidak mau tidur, aku takut tidur.
Kadang hidup terbalik. Entah apa
aku yang terbalik, atau otak dan pikiranku yang membalik. Tapi mari kita
katakan yang sejujurnya. Adakah hal yang harus aku khawatirkan tentang keadaan
ini?
1 komentar:
kebanyakan kopi bisa bikin sleep paralysis.
saya penggila kopi, suka begadang, jarang olah raga. sering tindihan. mau badan diguncang2 biar bangun, ga mempan. jd tiap tindihan, ya dinikmati aja sambil bobok2 lagi... #haish
Posting Komentar