Follow Us @soratemplates

25/10/13

Tata Sukma Mulia (bag. 3)


Pabrik tekstil yang katanya terbesar seasia tenggara itu nyatanya juga nggak hebat-hebat amat. Karyawannya memang banyak, sekitar 800an. Tetapi pengelolaan yang buruk, pekerja yang dieksploitasi bekerja sekeras mungkin dengan gaji seminim mungkin membuat banyak pekerja yang melarikan diri. Tahun kedua pasca pernikahan mbak Tata, pegawai yang bekerja di sana menurun drastis hingga kurang dari 100 orang. 20 diantarnya bekerja di bagian administrasi. Pabrik keluarga suami mbak Tata diujung kebangkrutan. Keadaan itu membuat keluarga suami mbak Tata menjadi awut-awutan, semakin kacau dan banyak pertengkaran. Saat itu juga akhirnya mbak Tata memberanikan diri dan menawarkan diri untuk  ikut bekerja di pabrik. Mbak Tata berdalih bahwa dia adalah lulusan Psikologi dan tau bagaimana mengatur karyawan dan perusahaan. Sangking kepepetnya keadaan itu, akhirnya keluarga suami mbak Tata mengijinkan mbak Tata untuk bekerja di pabrik. Dengan syarat, tanpa gaji. Bagian administrasi yang hanya berjumlah 20 orang tadi dipotong hanya menjadi 12 orang. Mbak Tata memegang 4 bagian/sektor sekaligus.
Bagi Mbak Tata keadaan ini jauh lebih menyenangkan daripada harus dikungkung didalam rumah melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga. Ternyata Mbak Tata memiliki kemampuan yang luar biasa dalam mengatur orang dan perusahaan. Sedikit demi sedikit per sektor diperbaiki. Hingga tahun kelima, pabrik tekstil itu kembali meraih kejayaannya. Waktu tahun pertama bekerja mbak Tata sudah hamil, dan pada tahun kelima mbak Tata sudah memiliki 2 anak. Keadaan rumah tangga mbak Tata tetap dingin, justru mbak Tata menganggap orang-orang di pabriklah yang menjadi keluarganya.
Namun, lagi-lagi berurusan dengan orang yang oportunis. Setelah pabrik kembali stabil, mbak Tata diceraikan oleh suaminya. Bagi mbak Tata itu bukan  masalah besar, mbak Tata tidak pernah mencintai suaminya. Namun yang menyakitkan adalah mbak Tata difitnah dan dituduh ingin merebut kekayaan keluarga suaminya, lagi hak asuh anak ada ditangan suami dan mbak Tata tidak boleh menemuinya. Akhirnya mbak Tata dipulangkan  ke rumahnya di boyolali, tetap tanpa membawa pulang uang sepeserpun. 

Tidak ada komentar: