Tanpa
diduga, kepulangan mbak Tata ke rumah justeru ditanggapi dingin oleh orang
tuanya. Mereka marah dan menganggap mbak Tata tidak becus ngurus suami, tidak
becus berumah tangga. Orang tua mbak Tata tidak pernah tahu keadaan mbak Tata
ketika di rumah suaminya. Aku sendiri mengurut dada mendengar cerita itu. dan
ya, mbak Tata orang yang sangat kuat.
Tanggapan dingin dari orang tuanya tidak terlalu membuat mbak Tata pusing atau
down. Dia sudah biasa diperlakukan seperti itu di keluarga suaminya. Mbak Tata
merasa bahwa bagaimanapun dirumah sendiri jauh lebih baik daripada harus berada
disana. Setidaknya, mbak Tata tidak dikurung dan bebas melakukan kegiatan di
luar rumah.
Bekerja
di pabrik tekstil ternyata membawa keuntungan sendiri bagi mbak Tata. Dia
menjadi tau banyak tentang dunia produksi dan perdagangan tekstil. Dengan modal
ini, kemudian mbak Tata memulai usaha membuat konveksi kecil-kecilan,
sebelumnya dia menghubungi beberapa saudara dan teman yang dipercayanya
–termasuk rekanan bisnis yang mbak Tata kenal ketika dipabrik- untuk menanam
modal untuk konveksinya. Dengan sistem itu mbak Tata bisa membuka konveksi
tanpa perlu banyak berhutang.
Konveksinya
kini sudah 4 tahun berjalan. Memang tidak besar, tetapi pasaran produk mbak Tata
adalah orang-orang ‘the have’ jadi keuntungan yang didapatkan berlipat-lipat.
Sampai sekarang mbak Tata juga belum menikah lagi. Kegiatannya selain di
konveksi ya di TSM ini. Dan mas Anton, semua volunteer dan anggota TSM tau,
lelaki yang lebih muda 4 tahun dari mbak Tata ini menyimpan rasa dengan mbak Tata.
Sepertinya tinggal menunggu waktu saja bagi mereka untuk menikah. Dan itu
harapan semua orang di TSM. Lagipula, mas Anton ini orang dinas kabupaten,
sudah mapan, lumayan ganteng, dan sangat baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar