Follow Us @soratemplates

17/02/12

Keikhlasan adalah Tukang Parkir

Bermasalah dengan yang namanya tukang parkir, haha. Baru-baru ini di twitter rame banget ngomongin #JogjaKotaSeribuTukangParkir. Tapi apa aku mau mengulas tentang tukang parkir di Jogja? enggak. Tapi  aku  mau mengulas tentang memiliki dan kehilangan. 

Pernah merasa kehilangan? kehilangan orang yang disayang? teman, pacar, orang tua, hewan kesayangan, barang mahal, atau kesempatan mungkin. Bagaimana rasanya kehilangan sesuatu? setiap kehilangan pasti berkonsekuensi negatif pada perasaan kita, entah itu sedih, sakit, kadang kecewa. Tergantung seberapa intens kita terhadap objek yang menghilang dari diri kita. Sekecil apapun kehilangan itu tetap saja terasa ganji dalam hati kital. Jika satu milyar rupiah kehilangan satu rupiah saja, itu sudah tidak menjadi satu milyar lagi. Itulah kehilangan.

Tapi pada suatu saat  Aku  berfikir dan teringat tentang konsep ada dan tiada. Bagaimana keberadaan manusia dan alam semesta ini dimata Tuhan. Bagaimana keberadaan Tuhan sendiri?
Arrrhg, terlalu jauuh, mari kembali fokus:

Aku berfikir bahwa sebenarnya kita tidak pernah benar-benar kehilangan, karena kita juga tidak pernah benar-benar memiliki. Semua materi yang ada di dunia ini adalah suatu kefanaan bukan? bahkan diri kita sendiri adalah fana. Dahulu kita tiada, dan suatu saat akan tiada. Apa yang kita miliki, bukankah dahulunya tidak kita miliki?

Lalu, mengapa seseorang bisa begitu terpukul ketika kehilangan sesuatu? stress, depresi, ingin bunuh diri? dan gejala patologis lainnya. Bukankan 'tidak memiliki sekarang' sama dengan 'tidak memiliki' dahulu ketika kita belum mendapatkan yang kita miliki. Misalnya, kita kehilangan pacar kita-atau orang yang kita sayangi. Berapa orang yang sampai linglung dan bunuh diri gara-gara kehilangan yang satu ini. Tetapi lihat, keadaan dia sekarang sama seperti keadaan sebelum ia punya pacar : Jomblo.

Hidup di dunia hanya sementara, dan segala hal yang kita miliki adalah fana. Jadi, kesimpulanku adalah bahwa semua yang kita dapatkan sekarang adalah sebuah Pinjaman. Pinjaman Mameeen! cuma dipinjemi doang sama Tuhann. Maka bersiaplah untuk kehilangan, karena kehilangan itu pasti. Selama hidup, kita akan terus menerus merasa mendapatkan dan kehilangan. Bersiaplah untuk kehilangan!

Bagaimana kita siap dengan rasa kehilangan itu? Aku lebih suka analogi tukang parkir. Sebagai tukang parkir, ketika ada mobil atau motor datang untuk parkir, maka si tukang parkir akan menerimanya sebagai rejaki, menjaga kendaraan itu sampai si empunya mengambilnya. Tukang parkir tidak pernah pilih-pilih kalau bekerja, mau mobil mewah, mau motor butut, tetap ia terima dan ia jaga. Dan juga, Tukang parkir tidak pernah merasa begitu kehilangan ketika kendaraan itu diambil, tidak pernah kan ada kejadian tukang parkir yang menangis mengiba-iba gara-gara ada orang yang mau ambil kendaraan? -Ya ampuun, mobil ini unik banget, tolong jangan diambil, titipin aja terus disini, aku akan menjaganya- Nah, kan.

Nah, bagiku begitulah seharusnya menjalani kehidupan. Setia dan tanpa terpaksa, *ini Sherina. Maaf, maksudku, Setia (menjaga ketika dititipi) dan ikhlas (ketika diambil). Ini hanya masalah mindset bukan?

4 komentar:

Unknown mengatakan...

agar kita tidak terlalu menyesal ?
begitukah ??

HP Yitno mengatakan...

Ilmunya tukang parkir adalah ilmu keikhlasan.

Ahmad Sholichin mengatakan...

beda ceritaya lo mobil yang diparkir diambil bukan yang punya mobil..

tukang parkir juga merasa kehilangan.. bahkan lebih kehilangan dr pada yang punya mobil.

Unknown mengatakan...

@Frista : Agar kita paham bahwa tidak ada yang abadi di dunia.

@Mas Yitno : Yaph, maka dari itu kita belajar darinya

@Ikin : berarti harus ikhlaas dua kali lipat.